Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN Undip Mengajak Ibu-ibu Menyusui di Kelurahan Plamongansari untuk Mencegah Stunting

Diperbarui: 11 Agustus 2022   17:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Plamongansari, Semarang (26/07/22) Mahasiswa melaksanakan program monodisiplin, yaitu Cegah Stunting dengan Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut. Program tersebut dilaksanakan oleh mahasiswa KKN dengan melakukan edukasi dan 2 minggu pendampingan stunting terhadap 3 orang ibu menyusui serta memiliki anak di bawah 2 tahun di Kelurahan Plamongansari.

Stunting merupakan kondisi dimana anak memiliki tinggi badan dibawah rata-rata tinggi badan anak seusianya. Hal ini dapat disebabkan akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Penyebab langsung masalah gizi pada anak termasuk stunting adalah rendahnya asupan gizi dan status kesehatan. 

Kesehatan gigi dan mulut perlu dijaga untuk mencegah stunting karena makanan dan minuman sebagai sumber asupan gizi manusia masuk ke dalam tubuh melalui rongga mulut, gigi juga berperan dalam pengunyahan makanan. 

Jika terjadi permasalahan kesehatan gigi dan mulut, maka akan menyebabkan nafsu makan anak berkurang dan lama kelamaan akan menyebabkan gizi anak menurun dan mempengaruhi pertumbuhan dan berkembangan anak.

Pada Kelurahan Plamongansari dinyatakan terbebas dari stunting, tetapi gerakan pencegahan stunting sangatlah penting untuk dilakukan. 

Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan gerakan ASI eksklusif 6 bylan, memenuhi gizi ibu hamil dan menyusui, menjaga kesehatan gigi dan mulut, pemberian makanan yang bergizi sesuai dengan anjuran "isi piringku", pemantauan pertumbuhan balita dan akses air bersih dan fasilitas sanitasi. Pencegahan stunting sangatlah penting karena stunting dapat berdampak dalam jangka pendek dan jangka panjang dalam hidup anak. 

Dalam jangka pendek, kekurangan gizi menyebabkan gagal tumbuh, hambatan perkembangan kognitif dan motorik, dan tidak optimalnya ukuran fisik tubuh serta gangguan metabolisme. Dalam jangka panjang, kekurangan gizi menyebabkan menurunnya kapasitas inlogistitelektual. 

Gangguan struktur dan fungsi saraf serta sel-sel otak yang terjadi pada anak balita stunting bersifat permanen dan menyebabkan penurunan kemampuan menyerap pelajaran di usia sekolah yang akan berpengaruh pada produktivitasnya saat dewasa. 

Selain itu, kekurangan gizi juga menyebabkan gangguan pertumbuhan (pendek dan atau kurus) dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung kroner, dan stroke.

Pada hari Selasa (26/07/22),  Mahasiswa KKN UNDIP melakukan program monodisiplin, yaitu Cegah Stunting dengan Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut. Pada Pertemuan pertama ini, mahasiswa KKN melakukan edukasi tentang stunting dan cara menjaga kesehatan gigi dan mulut anak dengan media mini guide/poster dan booklet.

Dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline