Lihat ke Halaman Asli

Pengalaman Pertama Mendaki Bukit Turgo Mengunjungi Makam Syekh Jumadil Qubro

Diperbarui: 27 Mei 2025   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di pos pemeriksaan Bukit Turgo (dokumentasi: pribadi)

Saat itu saya bersama teman sekelas dan dosen mata kuliah Ulumul Qur’an dari prodi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga berencana akan melakukan kunjungan ke Petilasan Syekh Jumadil Kubro yang terletak di Bukit Turgo pada hari sabtu 24 Mei 2025.

Sebelum menuju lokasi, pertama-tama kami kumpul terlebih dahulu di Taman Fishum, UIN Sunan Kalijaga. Saya tiba di tikum lebih lebih awal dan disana baru ada beberapa teman saya yang baru tiba terlebih dahulu. Sambil menunggu yang lain kami melakukan urusan masing-masing, ada yang sarapan termasuk saya, main handphone, ngobrol dengan teman, dan lain-lain.

Setelah menunggu cukup lama kami berkumpul terlebih dahulu untuk berfoto dan berdoa yang dipimpin langsung oleh dosen. Setelah memastikan semua hadir, kami langsung berangkat menuju lokasi pukul 08.15 WIB dengan berkendara konvoi. Jaraknya cukup jauh dari UIN Sunan Kalijaga sehingga memakan waktu kurang lebih 50 menit untuk sampai di Bukit Turgo.

Bukit Turgo berada dekat dengan Gunung Merapi dan berada di sebelah barat Kaliurang, Sleman. Tidak jauh dari kawasan desa Turgo, terdapat makam (petilasan) yang dikeramatkan dengan nama makam Kyai Turgo, yang nama aslinya kemungkinan adalah Syekh Jumandil Qubro. Makam yang terletak 1.300 meter dari puncak Bukit Turgo ini selain berfungsi sebagai tempat wisata, juga berfungsi sebagai monumen peninggalan sejarah.

Tempat parkir dan kumpul (dokumentasi: pribadi)

Saat tiba di area parkir, kami beristirahat sejenak selama 30 menit untuk persiapan menuju puncak Bukit Turgo. Biaya parkirnya dikenakan Rp2.000 per motor dan di area parkir beberapa ada yang sarapan sementara yang lain berfoto untuk di unggah ke media sosial. Disana susah untuk mencari sinyal karena lokasinya belum terjangkau.

Doa bersama (dokumentasi: pribadi)

Setelah istirahat, kami berkumpul dan menuju kaki Bukit Turgo untuk berdoa demi kelancaran mencapai puncak yang dipimpin oleh posen prodi kami, Dr. Mokhamad Mahfud, S.Sos.I.M.Si selama kurang lebih 10 menit. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju tempat masuk puncak Bukit Turgo dan kami diberikan arahan oleh salah satu pengelola disana untuk menjaga tutur kata dan sikapnya saat mendaki, yang kemudian dilanjutkan dengan foto bersama.

Saya beserta rombongan kemudian melanjutkan mendaki bukit yang memiliki 1.750 anak tangga. Mulai dari sini persiapan dan kemampuan setiap orang diuji, ada yang naik ke puncak dengan cepat ada pula yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Saat saya sedang sendirian, saya kebetulan bertemu dengan rombongan dari daerah lain. Saya sempat sedikit berbincang dengan salah seorang dari rombongan tersebut Mustofa, yang ternyata tujuannya untuk ziarah ke makam Syekh Jumadil Qubro. Dalam perjalanan mendaki bukit tersebut, terdapat dua rest area yang dapat digunakan untuk mendaki yang dimana saya juga beristirahat dua menit setiap rest areanya. Saat hampir sampai dipuncak, saya juga bertemu lagi dengan rombongan kami sehingga kami memutuskan sampai puncak bersama. Kami akhirnya tiba di puncak setelah kurang lebih mendaki selama satu jam lebih.

Prosesi pengarahan (dokumentasi: pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline