Lihat ke Halaman Asli

Risman Senjaya

Writer Wannabe

Gadis yang Sedang Tak Ingin Jatuh Cinta

Diperbarui: 1 Desember 2020   11:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.pixabay.com

Gadis itu men-dribble bola dengan cepat lalu melakukan lay up kedalam keranjang. Masuk! Ia lalu mengambil kembali bola dan membawanya ke area left wing. Ia melakukan three point shot. Dan masuk lagi! 

Gadis ber-jersey klub Chicago Bulls itu memungut bola dan membawanya ke area left corner. Ia men-dribble cepat lalu melakukan pivot dan fadeaway shot ala Michael Jordan. Kali ini hanya menyentuh keranjang dan bola memantul ke arahku.

Aku memungut Molten GG6X itu dan melemparkannya ke arah gadis berambut ekor kuda itu. Gadis itu menatapku selama beberapa detik sebelum kembali beraksi. Tatapannya dingin dan tak bersahabat. Entah karena aku orang yang tak dikenalnya atau memang seperti itu orangnya. Aku menangkap kesan yang gelap dimatanya. Aku berharap salah, tapi intuisiku jarang meleset.

Aku terus memperhatikannya sambil melakukan pemanasan. Dari gerakannya aku tahu skill-nya bukan kaleng-kaleng. Gerakan, teknik dan kecepatannya seperti atlet, paling tidak tingkat provinsi. Tapi nanti dulu, wajah gadis itu sepertinya familiar. Aku pernah melihatnya disuatu tempat. Tapi dimana yah?

Bola gadis itu kembali memantul ke arahku. Aku ambil tapi tak kulempar kembali pada pemiliknya. Gadis itu berjalan mendekatiku. Langkahnya angkuh dan menantang. Sepertinya Aku baru saja mengusik singa betina. Jarak kami kini hanya terpaut dua langkah. Sial, ternyata ukuran tubuhnya lumayan tinggi. Kutaksir sekitar 172 cm.

"Baru yah di sini?" ujarnya galak bak senior saat ospek.

"Iya, Gue baru beberapa hari disini. Boleh kenalan?" kataku sambil mengulurkan tangan. Gadis berkulit putih dan berwajah oriental itu tak menyambutnya.

"Kita tanding three point shot dulu. Kalau Lo menang, gue kasih tahu nama gue." Gadis itu lalu bergerak cepat men-steal  bola dari tanganku. Ah, sombong sekali gadis ini. Hanya untuk tahu namanya saja harus bertanding dahulu. Dia belum tahu berhadapan dengan siapa, begitu batinku.

"OK. Masing-masing dapat kesempatan 10 kali menembak dari lima area berbeda. Yang paling banyak memasukkan bola, dia pemenangnya. Deal? paparku.

"Deal," jawabnya. Aku lalu menuju area key hole bersiap untuk melakukan rebound dan mem-passing bola padanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline