Lihat ke Halaman Asli

Risma Dara

Mahasiswi Ilmu Hadis IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Sudahkah Mencintai Tetangga Seperti Mencintai Diri Sendiri?

Diperbarui: 29 Juni 2021   07:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudahkah Mencintai Tetangga Seperti Mencintai Diri Sendiri? | freepik

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya interaksi dengan manusia lainnya, sehingga diperlukannya hidup bermasyarakat. Dalam bermasyarakat tetangga menjadi unsur penting, karena tetangga merupakan orang yang paling dekat rumahnya dengan kita.

Agama Islam mengatur hubungan sesama manusia terlebih untuk bersikap baik terhadap tetangga, tanpa membedakan suku, agama dan ras. Hal itu merupakan akhlak mulia yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. 

Baca juga: Cara Menghadapi Kelakuan Tetangga yang Menyebalkan

Dalam kenyataannya tetangga berperan penting dalam kehidupan kita, seperti ketika kita tertimpa musibah atau sakit merekalah orang yang pertama kali menolong dan memberikan perhatiannya kepada kita. Sehingga sudah seharusnya kita mencintai tetangga kita sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ، حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ، أَوَ قَالَ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang hamba beriman (dengan sempurna) hingga dia mencintai tetangganya, atau Rasulullah bersabda, 'sampai dia mencintai saudaranya' sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri."(HR. Muslim)

 Hadis diatas tidak dapat diartikan bahwa seseorang yang tidak mencintai tetangganya atau saudaranya tidak beriman, melainkan merujuk kepada Syarah Muslim karangan Imam An-Nawawi. Hadis ini menegaskan bahwa diantara ciri kesempurnaan iman seseorang adalah ia mencintai tetangga atau saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri. 

Baca juga: Pengamalan Sila ke-4 dalam Rukun Tetangga

Hadis ini menggambarkan bahwa Islam sangat menghargai persaudaraan, dan saudara yang dimaksud bukan hanya saudara yang berdasarkan garis keturunan atau pertalian darah melainkan cakupan yang luas seperti saudara sebangsa dan setanah air.

Ketika seseorang mencintai tetangganya karena Allah, maka ia akan membangun kehidupan bermasyarakat yang memiliki suatu tatanan untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama. Sehingga yang dimaksud mencintai seperti mencintai dirinya sendiri ialah apapun yang dirasakan oleh tetangga maka kita akan merasakannya baik itu kebahagiaan ataupun kesusahannya.

Baca juga: Ku Tak Sendiri, Bersama Itu Indah, Tetanggaku adalah Saudaraku

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline