Lihat ke Halaman Asli

riska nuraini

suka menolong orang

Bersama Perangi Virus Radikalisme

Diperbarui: 22 Januari 2021   14:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

republika

Pada tahun lalu yaitu tahun 2020, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap sebanyak 228 tersangka kasus terorisme. Dari jumlah itu juga termasuk di dalamnya yaitu pecahan-peahan dan kelompok Jemaah Islamiyah di beberapa daerah di Jawa Tengah dan Sulawesi.

Dari fakta itu  menunjukkan bahwa radikalisme dan terorisme belum sepenuhnya bisa diberantas di Indonesia. Beberapa kelompok lama yang dulu sepertinya sudah akan mati, kembali bangkit karena adanya sosok yang menggerakkan kelompok radikal ini. Sebagian juga berasal dari sel bebas yang tidak terikat dengan aturan apapun.

Sel yang bebas ini bergerak dan tergerak melalui dunia maya. Pada kehidupan nyata bisa saja mereka merupakan pelajar yang alim, pegawai negeri dengan kinerja bagus, atau pegawai sawasta yang punya prestasi di tempat kerjanya. Ada juga mahasiswa yang rajin belajar dan pandai. Ada juga pekerja-pekerja sektor informal yang mudah dibujuk. Dari semua komponen yang saya paparkan di atas, persamaan diantara mereka adalah bahwa mereka adalah para generasi muda. Mungkin kita ingat upaya pengeboman kantor polisi di daerah Solo yang gagal meledak. Pelaku yang ternyata masih sangat belia ternyata belajar merakit bom dari dunia maya.

Dunia maya sendiri sebenarnya tidak semuanya buruk. Sebagian besar dunia maya juga memperlihatkan sifat baiknya jika insan yang mengaksesnya memiliki tujuan pencarian informasi yang baik pula. Kondisi dunia yang mengalami pandemic Covid-19 ini membuat sebagian dari kita belajar dan berkomunikasi dengan dunia maya. Ini memperlihatkan sisi baik dunia maya itu sendiri.

Tentu saja generasi muda punya kepentingan yang sangat besar pada dunia maya, seperti kegiatan yang telah disebutkan di atas. Rasa ingin tahu menjelajah dunia maya dan menemukan hal-hal membuatnya tertarik, tentu menjadi nilai plus kita. Hanya jaga ada kalanya mereka juga tersesat dan terjerat informasi-informasi yang terkait dengan radikalisme dan terorisme melalui dunia maya tersebut.

Informasi-informasi negative berisi radikalisme dan terorisme menyerang dan mempengaruhi pikiran pembaca generasi muda. Informasi negative itu bagai virus bagi generasi muda.  Bagai tubuh sehat yang kemudian berjalan-jalan dan berkerumun lalu virus Covid-19 dengan mudah menyerang.

Karena itu, bantu pemerintah dalam menuntaskan persoalan klasik ini. Dengan banyaknya korban dan jenis penyerangan terhadap pihak lain atas nama musuh dan pengkaforan orang lain, selayaknya kita menghakhiri virus-virus negative ini.

Dengan demikian kita bisa menjadi sehat dan bangsa juga bisa maju dengan baik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline