Lihat ke Halaman Asli

riska nuraini

suka menolong orang

Kemerdekaan Harus Dihargai dengan Persatuan

Diperbarui: 20 Desember 2019   00:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

muslimobsession

Setiap tanggal 19 Desember, kita memperingati hari Bela Negara. Tidak semua orang tahu kenapa hari itu kita memperingatinya. Sebagian mungkin menganggapnya lebay -- berlebihan. Sebagian lagi menganggapnya berhubungan dengan militer.

Mungkin kita perlu melihat sejarah. Hari Bela Negara diperingati deklarasi Pemerintahan Darurat Republik Indonesia oleh Mr Sjafruddin Prawiranegara di Sumatera Barat pada tgl 19 Desember 1948. Keputusan peringatan hari Bela Negara tertuang pada Keppres yang ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono no 28 tahun 2006.

Pada masa itu memang Republik Indonesia dalam keadaan genting dimana Belanda tidak begitu saja rela melepas Indonesia yang semula adalah koloninya menjadi negara merdeka. Pada masa itu mereka amasih saja mengerahkan sisa --sisa pasukan dan persenjataan untuk menggempur Indonesia. Pada masa itu juga Panglima Besar Sudirman yang mempimpin perlawanan di beberapa daerah di Jawa dalam keadaan sakit namun tetap melawan.

Ketika pasukan Indonesia tertekan di Yogya dan beberapa pejabat melihat situasi begitu sangat mengkhawatirkan bagi pusat negara Indonesia untuk tetap bertahan diJawa (Yogya atau Jakarta) maka mereka mendirikan pemerintahan darurat sebagai kepanjangan dari NKRI.

Dari sejarah itu mungkin kita bisa memetik intisariya, bahwa kemerdekaan suatu negara sama sekali tidak mudah karena harus berjuang dan berkorban. Pernyataan kemerdekaan juga belum tentu bisa diterima oleh negara lain karena berbagai sebab, seperti halnya Belanda yang tidak meneria pernyataan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 itu.

Karena itu, kemerdekaan harus benar-benar dihargai oleh para penduduknya, salah satu caranya adalah bersatu dan membangun negara ini dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan bidang masing-masing. Kedua adalah berpegang sepenuhnya pada Pancasila dan UUD 194. Ini akan memperkuat kita untuk selalu bersatu dan selalu kuat menghadapi berbagai tantangan.

Tantangan itu bisa bermacam jenisnya sekarang, antara lain adalah radikalisme. Radikalisme yang berhulu pada intoleransi ini marak di sekliling kita. Tak hanya oleh kaum dewasa, juga para remaja dan anak-anak. Karena itu mungkin kita perlu mereset lagi visi berbangsa dan bernegara kita sehingga kita bisa menyadari semua perbedaan dan sadar perjuangan yang sudah terlampaui oleh para pahlawan seperti pada masa 1945-1949 itu bisa kita harga dengan baik. Dengan bersatu, segala sesuatunya akan lebih baik.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline