Lihat ke Halaman Asli

Rinto F. Simorangkir

Seorang Pendidik dan lagi Ambil S2 di Kota Yogya dan berharap bisa sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Ngampus ala Backpakers

Diperbarui: 20 September 2022   07:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu band di sudut Malioboro (dokpri)

Ketika jarak antara kampus sekarang dengan rumahku lumayan jauh, yang mengharuskan menginap di kota dimana aku nge-kampus, ada banyak pembelajaran yang bisa aku dapatkan. 

Dan ini menjadi minggu ke enam dimana aku bisa boleh belajar di semester yang baru ini. Di semester dimana aku baru memulai studi setelah sekian tahun tidak pernah membuka buku lagi secara aktif khususnya buku-buku akademik.

Agak sedikit shock atau goncangan sebenarnya, dimana ketika sudah lama tidak pernah belajar seintensif seperti sekarang ini, tiba-tiba harus rutin memegang buku dan belajar dalam waktu durasi yang lama, seakan kini mencoba menyambungkan miliaran dendrit-dendrit di otakku supaya bisa terbiasa dengan pola yang baru ini.

Pola belajar yang baru ini, bisa aku netralkan dengan mencoba sedikit hiburan yakni nge-kampus ala backpacker. Minggu keenam di Yogyakarta dan ada begitu banyak cerita sebenarnya yang bisa aku ungkapkan. 

Persis seperti judul di atas, nge-kampus ala backpacker khusus di minggu keenam, menjadi topik untuk tulisanku kali ini. Sebab di minggu-minggu sebelumnya ada juga kisah yang unik yang bisa aku tuliskan.

Pergi kuliah ia, backpacker juga ia. Karena tempat menginap ku sekarang ini, menemukan banyak keunikan di dalamnya. Homestay kali ini ternyata bukan hanya dekat ke kampus, ternyata juga dekat dengan jalan Malioboro.

Sehingga persis kemarin, Senin sore, aku sampai ke kota Yogya untuk belajar di minggu ini, malamnya mencoba searching google map  dan mencoba menelusuri jalan-jalan baru yang ada di google maps tersebut, akhirnya aku bisa menemukan Malioboro.

Meskipun jalannya harus memutar hingga sejauh 1,2 kilo, ternyata ada jalur jalan yang hanya 700 meter sebenarnya sudah bisa sampai ke Malioboronya. Tidak seksama melihat google map tapi meskipun demikian perjalan tersebut bukan lah perjalanan yang sia-sia. Aku semakin paham rutenya dan semakin bisa lebih mengerti jalan demi jalan yang ada di sudut kota Yogyakarta ini.

Malam kemarin menjadi seru, karena sempat merasakan Malioboro persis seperti kampungku di Medan sana. Pasalnya ketika kesana, ada satu band jalanan yang sedang menyuguhkan lagu-lagu batak hits, membuat jiwaku terbawa suasana.

 Dan mencoba mengabadikannya lewat postingan di media social dan juga menjadi status di Waku. Supaya ketika momen-momen ini lewat ada satu reminder bahwa diriku sudah pernah ke sana sebelumnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline