Lihat ke Halaman Asli

Rina Darma

Ibu Rumah Tangga

Antisipasi Hilang Sinyal Saat Mudik Online

Diperbarui: 17 Mei 2020   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Mudik Online (Foto: Darma Legi)

Lebaran kali ini menjadi berbeda akibat pandemi Corona. Presiden Joko Widodo mengimbau agar mudik ke kampung halaman digantikan mudik digital. Mudik online artinya kita menggunakan aplikasi berbasis internet untuk saling bersilaturahmi baik melalui panggilan suara maupun video.

Untuk itu persiapan mudik online ini adalah pertama kuota internet yang cukup bagi kita maupun saudara. Jangan sampai kuota kita limited dan habis sewaktu Lebaran. Walaupun sekarang mengisi pulsa bisa dilakukan lewat HP masing-masing tapi ada kemungkinan rentan gangguan. 

Pernah suatu ketika saya mengisi pulsa saat hari Raya Idul Fitri. Harganya lebih mahal dan pulsa masuk lebih lama. Selain itu, waktu Lebaran, jaringan internet pun seringkali menjadi lemot.

Kedua pemerintah sejak sekarang seharusnya mengantisipasi lonjakan penggunaan internet yang diprediksi naik 40 persen saat Lebaran nanti. Saat masa pandemi penggunaan internet naik 5-10 persen dan kecenderungannya terus meningkat selama Ramadhan. Namun, hingga saat ini menurut Menteri Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Johny Plate kapasitas jaringan masih aman terkendali untuk memenuhi peningkatan permintaan layanan (sumber di sini).

Kebetulan provider yang saya gunakan sama dengan suami beberapa kali hilang sinyal alias no service di masa pandemi Corona ini. Pihak provider mengklaim tidak ada masalah jaringan. Padahal hal ini sangat menganggu apalagi pekerjaan suami mengandalkan jaringan internet. Jangan sampai saat Lebaran tiba-tiba kejadian tidak ada layanan terulang. 

Ketiga aplikasi untuk memperlancar komunikasi bersama saat mudik online. Beberapa aplikasi yang bisa digunakan di antaranya WhatsApp, Google Meet, Google Duo, Skype dan Zoom. Untuk memilihnyasebaiknya sesuai kebutuhan dan yang sudah familiar digunakan. Untuk WhatsApp bisa digunakan untuk delapan orang dalam satu panggilan, Google Meet dalam satu panggilan bisa 16 orang, Google Duo bisa menampung 32 peserta, Skype hingga 50 orang dalam satu panggilan, dan Zoom bisa sampai 100 orang peserta.

Petugas melakukan pengecekan di tower BTS (Foto: Darma Legi)

Saat diterapkan Work From Home (WFH) atau himbauan #dirumahsaja  aplikasi-aplikasi yang menawarkan akses dan kuota gratis. Namun sebaiknya jangan hanya memanfaatkan pandemi Covid-19 untuk meraih pengguna sebanyak-banyaknya. Akan tetapi juga harus diimbangi kualitas jaringan yang prima.

Ada beberapa kekhawatiran saya saat pemerintah menganjurkan mudik online. Bagaimana dengan persiapannya? Apakah sudah bekerjasama dengan provider dan pengembang aplikasi untuk mengantisipasi lonjakan pengguna? Bagaimana dengan tower-tower Base Transceiver Station (BTS), apakah sudah memenuhi jumlah ideal? 

Jika pengguna internet di Indonesia saat ini berdasarkan laporan terbaru We Are Social tembus di angka 175,4 juta jiwa dan jika dianggap semuanya mengakses panggilan suara dan video call secara bersamaan, bagaimana jadinya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline