Lihat ke Halaman Asli

Membongkar Pemikiran Hos Tjokroaminoto: Zelfbesture

Diperbarui: 25 April 2020   22:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. Komunitas Gemali

Bogor | Komunitas GEMALI (Gerakan Muda Literasi Islam) berkolaborasi bersama Rumah Kajian menggelar Diskusi Terbuka yang bertajuk “Membongkar Pemikiran HOS Tjokroaminoto : Hijrah Untuk Merdeka”.

Agenda yang dihadiri oleh lintas Mahasiswa ini dilaksanakan pada Jum’at, 01 November 2019 dan bertempat di Kedai Tepi Jalan, Perumahan Budi Agung, Kedung Badak, Bogor. Dihadiri oleh lebih dari 50 peserta yang terdiri dari mahasiswa UIKA, UNIDA, UNJ, IUQ, STTIF hingga mahasiswa IPB dan dari beberapa kalangan umum.

Kegiatan ini dimulai pada pukul 16:10 dengan pendaftaran dan pendataan peserta hingga pembukaan acara oleh Hawari Izzul Haq selaku Master of Ceremony (MC). selain itu peserta juga menyanyikan lagu Totalitas Perjuangan bersama-sama. Sebelum memulai diskusi, Ketua Pelaksana memberikan sambutan kepada para peserta.

Bian Prisli menyampaikan terima kasih kepada para peserta sekaligus berharap agar Diskusi Terbuka ini dapat menambah wawasan untuk semua peserta. “Semoga dengan adanya diskusi ini dapat menambah wawasan untuk kita semua,” tuturnya.

Diskusi dimulai dengan salam dan sapa sekaligus memperkenalkan para pembicara oleh moderator, Muhammad Rifai Malik, kepada para peserta. Terdapat 3 orang pembicara pada diskusi ini yaitu Rizqi Fathul Hakim (Ketua PB SEMMI Bidang Kajian Strategis & Kebijakan Publik yang juga sebagai Wakil Ketua DPD KNPI Kota Bogor Bidang Kajian Strategis dan Litbang), Muftyasha Hanief Fathan (Koordinator Komunitas GEMALI & Jurnalis PPMI), dan R. Ahmad Fajrul Islam (Ketua Konferensi Mahasiswa Tentang Studi Islam & Kepala Bidang Kebijakan Publik KAMMI UIKA Bogor).

dok. pribadi

Dimulai dengan pertanyaan mengenai latar belakang keluarga HOS Tjokroaminoto oleh moderator kepada R. Ahmad Fajrul Islam, konsep pemikiran Tjokro yang dijelaskan oleh Muftyasha Hanief Fathan, hingga sepak terjang HOS Tjokroaminoto dalam menggait partisipan Sarekat Islam (SI) hingga sebanyak 2,5 juta anggota yang tersebar di penjuru Nusantara yang terbilang meningkat dengan cukup signifikan.

“Bagaimana cara Tjokro di dalam SI dalam menggait masa? Apa warna baru yang dicetuskan Tjokro sehingga anggotanya sedemikian signifikan meningkat mengingat SI adalah peralihan dari SDI, yang mana organisasi dagang berubah haluan dari perkumpulan saudagar batik menjadi organisasi politik?” tanya moderator pada Rizqi Fathul Hakim.

Diskusi terus berlanjut dan moderator terus mengajukan pertanyaan. Dalam pertengahan diskusi, Fathan menjelaskan bahwa setuju bahwa Tjokro adalah seorang radikal sebagai mana pemberitaan di media Internet serta literasi lainnya.

“Tjokro adalah seorang yang radikal yang menentang penjajahan Belanda dan ia orang pertama penggagas Zelfbesture (menuntut pemerintahan sendiri) untuk bangsa Indonesia!” tegasnya.

Namun Fathan menilai, bahwa Tjokro adalah seorang pejuang yang menuntut sebuah kemerdekaan atas penjajahan Belanda terhadap bangsa Indonesia (kala itu Hindia Belanda).

Ia juga memiliki sikap tegas dalam menentang penjajahan Belanda juga sebagai guru yang memberikan arah berfikir maju pada murid-muridnya namun memberikan keleluasaan memilih dalam menentukan sikap dan tujuan, mengenai ini ia satu pendapat dengan apa yang di jabarkan oleh Rizqi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline