Lihat ke Halaman Asli

Ridha A Rahmi

Ridha A Rahmi

Kemeriahan Malam Takbiran

Diperbarui: 18 Mei 2020   21:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumenatasi Pribadi RAR

Hampir setiap tahun Saya dan keluarga menghabiskan malam takbiran di kampung halaman, tepatnya di Blitar, Kota Patria. Blitar berada di daerah Jawa Timur yang masih kental dengan adat Jawa dan kebersamaan. Di kampung tempat nenek tinggal ada tradisi malam takbiran yang meramaikan suasana, yaitu dengan arak-arakan. Setiap tahunnya arak-arakan hadir dengan tema yang berbeda diantaranya superhero, kartun anak dan monumen ternama. Seluruh warga desa ikut serta meramaikan, karena akan ada parade mengelilingi kampung, dilengkapi dengan mobil bak yang membawa speaker besar dan bedug yang dimainkan secara bergemuruh sebagai pemimpin barisan. Di belakangnya diikuti dengan para pembawa obor dan tandu yang membawa hiasan seperti foto di atas. 

Hiasan yang dibuat disesuaikan dengan tema tahunan, rangka dibuat dari kayu dan bambu kemudian dihias dengan lampu dan kertas warna-warni. Arak-arakan seperti ini berhasil memikat perhatian dari kalangan usia muda hingga para sepuh. Pemandangan keramaian dan semua tumpah ruah dijalanan menjadi memori menyenangkan setiap pulang kampung. Setelah selesai arak-arakan akan ada kembang api dan petasan yang memeriahkan malam takbiran sebagai tanda warga siap menyambut hari raya dalam suka cita.

Selain kemeriahan malam takbiran, di kampung Saya juga akan menerbangkan balon udara setelah solat idul fitri. Namun beberapa tahun belakangan ini menjadi dilarang karena dianggap membahayakan dan menimbulkan sampah karena balon udara tidak dapat dilacak arah terbang dan keberadaannya. Namun momen tersebut masih terekam dengan baik dalam memori Saya. Tradisi yang diceritakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa pandang bulu. Namun, dengan adanya kondisi sekarang sepertinya akan ada perubahan dari tradisi yang selama ini dapat saya nikmati.

Akankah ada arak-arakan takbir seperti tahun-tahun sebelumnya? Bagaimana tradisi yang akan datang dalam keadaan normal yang baru? Saya pun penasaran akan hal itu. Sekarang mari sama-sama belajar untuk dapat menghargai waktu, karena setiap momen itu berharga. Semoga apapun itu tradisi yang kita miliki, semangat mengambut Hari Raya masih tetap berkobar!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline