Lihat ke Halaman Asli

Ridha Afzal

TERVERIFIKASI

Occupational Health Nurse

Ternyata Rahasia Umur Panjang Bukan Olahraga

Diperbarui: 24 Oktober 2021   19:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Personal Collection: Bersama Nek Paniyo dan cucu, Trenggalek Selatan

Kakek nenek kami Alhamdulillah masih sehat. Mereka berumur lebih dari 90 tahun. Tinggal di Pidie, Aceh. Hidup dan kehidupan beliau berdua sangat sederhana. Tempat tinggal beliau tidak jauh dari rumah kami, hanya sekitar 1 km, di sebuah desa di pinggiran desa kecil Lingkok namanya. Lingungan rumahnya asri, banyak tanaman dan bunga-bunga termasuk kebun anggrek. Meski tidak luas, tetap sangat membantu menciptakan rasa nyaman dan indah bagi pengunjung yang melihatnya. Makanan beliau sederhana, nasi, menyukai sayur mayur, tidak mengkonsumsi makanan 'masa kini' (fast food), dan tanpa rokok. 

Di usia tua beliau berdua, tidak banyak kegiatan kecuali sesekali berkunjung rumah-rumah ke anak cucunya, serta mengikuti kegiatan keagamaan. Tentu saja yang paling sering adalah tinggal di rumah, bersama salah seorang anak dan beberapa orang cucu. Mereka tidak lagi memikirkan kekayaan, harta dan dunia, kecuali fokus pada religi.

Saya pernah juga berkunjung ke sebuah rumah di daerah terpencil, di pegunungan di Trenggalek Selatan, Jawa Timur. Di sana saya bertemu dengan sepasang orang tua yang usianya juga lebih dari 90 tahun. Pak Paniyo namanya, mengaku sudah khitan saat Jepang datang menjajah Bumi Indonesia. Katakan saat itu usianya 12 tahun pada zaman Jepang, berarti kini usia Pak Paniyo sekitar 91 tahun. Otot-otot tubuh beliau masih terlihat kekar, meski banyak kerut di sana-sini. Beliaiu masih aktif naik turun bukit, ke sawa, ladang, merumput, menanam padi serta mencari kayu.

Pak Paniyo tergolong sebagai perokok berat. Kata beliau gangguan kesehatan yang kerap dirasakan, tapi tidak terlalu significant di antaranya pegal linu dan batuk (karena rokoknya), tetapi tidak pernah masuk rumah sakit. Kemungkinan karena diimbangi kehidupan di desa yang asri, makan makanan yang alami, kaya sayur mayur, buah, serta udara segar tanpa polusi. Satu lagi, tidak banyak yang difikirkan sebagaimana umumnya orang-orang kota.

Kegiatan Pak Paniyo di luar rutinitas ke sawa dan ladang nya tidak jauh beda dengan kakek kami di Aceh. Sore hari lebih banyak dihabiskan waktunya dengan anak-anak dan cucu-cucunya. Sesekali bertandang ke rumah tetangga. Akan tetapi sebagai sesepuh di kampungnya, tetangga-tetangganyalah yang lebih banyak berkunjung ke rumah beliau.

Ringkasnya, kakek kami dan Pak Paniyo tidak beda. Keduanya tidak mengenal apa itu olahraga. Jika ditanya apa rahasia umur panjangnya, it is very simple. Hidup sederhana, makan apa yang ada di sekitar rumah, tidak konsumsi makanan yang diawetkan, dekat dengan kegiatan keagamaan dan happy secara emosional.

Hidup kita di era digital modern ini sangat beda. Olahraga dijadikan primadona karena jenis pekerjaan kita mayoritas beda dengan kebanyakan orang-orang di kampung atau desa terpencil yang akrab dengan alam. Makanya olahraga membutuhkan porsi khusus. Promosi tentang olahraga bisa masih dengan berbagai kepentingan, termasuk bisnis alat-alat olahraga, pakaian dan perangkat lainnya.

Tidak hanya itu. Kita juga menciptakan hari olaharaga se-dunia, hari olahraga nasional di banyak negara dan lain-lain event. Jenis dan macam olahraga pun diciptakan seiring dengan kamajuan zaman. Sementara orang tua seperti kakek dan Pak Paniyo tidak mengenalnya. Namun mereka ternyata happy, sehat dan......berumur panjang.

Umur mencapai angka 90 lebih bagi sebagian besar orang Indonesia adalah bonus. Karena umur harapan hidup kita sebatas 71 tahun. Tidak seperti orang-orang Eropa, seperti Italia, Monaco (di atas 89 th), bahkan orang Jepang (85 th) serta Singapore (84 th) hingga Malaysia (76 th). Kunci mereka makan sehat, sederhana serta memiliki aktivitas.

Tadi siang saya membaca sebuah catatan terkait rahasia umur panjang yang ternyata bukan  karena olahraga. Olahraga berada pada posisi 8. Posisi pertama adalah bahagia. Bahagia memang subyektif. Dari orang per orang memiliki kriteria yang berbeda. Yang pasti adalah, bahwa materi bukan satu-satunya ukuran yang membuat orang bahagia. Demikian pula dengan penampilan, kecantikan, ketampanan, gelar, jabatan, hingga kedudukan social. Terlebih jika sudah memasuki usia tua. Ujung-ujungnya yang dicari dalam hidup dan yang selalu didambakan oleh setiap orang adalah bahagia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline