Lihat ke Halaman Asli

riap windhu

TERVERIFIKASI

Perempuan yang suka membaca dan menulis

{Review Film} Belajar Menghargai Perempuan Lewat 3 Dara

Diperbarui: 24 September 2015   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu adegan dalam 3 Dara, yang diperankan Tora Sudiro, Adipati Dolken, dan Tanta Ginting

PEREMPUAN itu mulia. Melalui perantara perempuan manusia itu ada. Hal ini karena hanya perempuanlah yang dapat menstruasi, melahirkan dan menyusui. Wajar mengingat perempuan memiliki kata asal Empu, yang salah satu maknanya berarti berkuasa atau paling besar. Bahkan, kesusastraan Melayu Klasik mengenal kata Empuan sebagai sebutan untuk istri raja sebagai pengakuan atas kemuliaan. 

Lalu, apa jadinya ketika tiga laki-laki ‘bad boy’ yang selalu merasa tampan melakukan pelecehan terhadap seorang perempuan? Ketiganya harus menerima karma. Memperoleh kutukan berperilaku dan berperasaan seperti perempuan. Berubah menjadi 3 Dara!

Itulah yang dialami tiga kawan akrab bernama Afandi (Tora Sudiro), Jay (Adipati Dolken) dan Richard (Tanta Ginting ). Peristiwa suatu malam di sebuah kafe harus dipertanggungjawabkan ketiganya karena mengolok-olok seorang pelayan perempuan bersuara aneh. Ketiga lelaki ini melakukan pelecehan dengan menggoda pelayan perempuan itu dengan mengajak untuk ber “One Night Stand” , saat sedang menyajikan minuman.

Merasa dihina maka dengan nada sangat marah, perempuan pelayan yang bernama Mel itu berkata,” Suatu hari nanti kalian pasti akan menjadi perempuan yang akan merasakan bagaimana rasanya dipermalukan.”

 

Gambar poster 3 lelaki macho yang berubah jadi sensitif seperti perempuan 

Berubah Jadi Perempuan

Sejak saat itu, Afandi, Jay, dan Richard tak lagi menjalani hari yang sama. Mereka merasakan ada perubahan pada diri mereka. Seperti perempuan, Afandi sering mengeluhkan kerutan keriput yang mulai muncul di wajah, badan yang mulai bertambah gemuk terutama di perut. Bahkan Afandi mulai menggunakan pelembab dan pewarna bibir . Tentu saja hal ini membuat bingung istrinya. 

Jay pun merasakan hal yang sama. Hatinya menjadi mudah sensitif persis perempuan. Keinginan untuk menangis bila terjadi sesuatu sangat kuat. Lelaki yang selama ini berprofesi sebagai Creative Director di sebuah agency iklan menjadi tak nyaman saat harus membuat iklan yang gambarnya sangat mengeksploitasi perempuan.

Padahal selama ini, Jay adalah ahlinya. Alhasil, Jay bermasalah di dunia perkerjaannya yang sudah tahu sama tahu harus ‘memanfaatkan kemolekan perempuan’

 Richard pun mengalami hal yang sama. Laki-laki yang biasanya kerap merangkap sejumlah perempuan sebagai perempuan, harus diputus dua pacarnya dalam sehari. Salah satunya adalah Tiffany, yang akan diseriusinya sebagai kekasih. Richard merasa seperti perempuan yang selalu menunggu-nunggu dan senang sekali jika ada sms atau telepon genggamnya berbunyi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline