Lihat ke Halaman Asli

Mewujudkan Pembangunan Inklusif

Diperbarui: 26 Februari 2022   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tukang rongsokan tengah istirahat di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (22/4/2020). Di tengah pandemi Covid-19 dalam situasi yang sangat berat, pemerintah mengumumkan akan terjadi peningkatan jumlah angka kemiskinan hingga 3,78 juta orang (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Ekonomi Indonesia selama 20 tahun terakhir bertumbuh dengan baik. Bahkan, Indonesia diprediksi akan menjadi kekuatan baru dalam perekonomian dunia. 

Pada tahun 2045, Indonesia diperkirakan akan menjadi negara dengan pendapatan domestik bruto terbesar kelima di dunia. Dengan kata lain, Indonesia akan menjadi negara maju.

Indonesia punya potensi dan peluang menjadi negara maju. Indonesia bisa memanfaatkan momentum 100 tahun kemerdekaan menjadi perayaan sebagai negara maju. Salah satu pilar dari visi Indonesia 2045 adalah pemerataan pembangunan. Hasil yang diharapkan dari pilar itu adalah pembangunan yang inklusif.

Pembangunan yang inklusif adalah pembangunan yang menyediakan akses dan kesempatan bagi setiap orang. 

Prinsipnya adil, merata dan berkualitas; untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi ketimpangan. Namun, pertumbuhan ekonomi yang dicapai Indonesia selama 2 dekade terakhir belum sepenuhnya menyelesaikan masalah ketimpangan.

Pada dasarnya, ketimpangan adalah persoalan global. Setiap negara umumnya mengalami ketimpangan dalam bentuk dan tingkat yang berbeda- beda. Tingkat ketimpangan umumnya diukur dari rasio gini. 

Bank Dunia mencatat, rasio gini Indonesia tahun 2019 sebesar 0,382. Meski menurun dari tahun sebelumnya, angka rasio gini Indonesia belum bisa dikatakan baik.

Sebagai catatan, rasio gini Indonesia pernah menyentuh angka 0,28 pada tahun 2000. Bank Dunia mencatat, sejak tahun 2000 hingga 2019 tren rasio gini Indonesia cenderung meningkat. 

The United Nation University World Institute for Development Economic Research (UNU-WIDER) juga mencatat, ketimpangan di Indonesia selama 2 dekade terakhir meningkat tajam.

Tampaknya menurunkan rasio gini tetap sulit walaupun ekonomi bertumbuh dengan baik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline