Lihat ke Halaman Asli

YUSRIANA SIREGAR PAHU

TERVERIFIKASI

GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Tips Menjalani Hidup di Tengah Praktik Sourcing dan Penghapusan Honorer

Diperbarui: 1 Juli 2022   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto eksbis.sindonews.com

Assalam. Salam sehat selalu

Sehubungan sudah diterimanya SK PPPK, maka bapak/ibu diharapkan menunggu peraturan terkait tentang pembayaran gaji PPPK dari Kanwil. Anggaran belanja pegawai untuk PPPK belum kami alokasikan pada DIPA masing-masing satker.

Jadi, bapak/ibu belum dapat membayarkan gaji mereka. Pembayaran Gaji dan tunjangan PPPK dilaksanakan setelah ada alokasi anggaran pada DIPA satker masing-masing yang mendapat pegawai PPPK tersebut.

Mohon kerjasama Bapak/Ibu untuk menyampaikan hal ini kepada Pegawai PPPK yang ada di satker bapak/ibu pimpin. Terimakasih. Wassalam.

Itulah salah satu bunyi pesan di group whatsup salah satu sekolah tempat guru PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) atau dikenal juga oleh masyarakat sebagai Pegawai Honorer mengajar.

Pegawai Honorer adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Wikepedia. Sekarang disebut P3K atau PPPK. Mereka ada di semua instansi baik kesehatan dan kedinasan lainnya.

Meskipun mereka telah diangkat dan SK mereka sudah di tangan tapi mereka belum bisa menerima gaji di per 1 Juli 2022 ini. Sistem atau SOP (Standard Operating Procedur) penggajian mereka belum selesai dikerjakan pada anggaran negara bernama DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) keuangan negara.

Begitupun kita di dunia tulis menulis, meskipun kita sudah menyelesaikan tulisan  sebanyak 50 konten, viewer 3000 lebih, komentar 100 lebih, dan tervalidasi tapi jika syarat viewer 25000-an sepanjang masa  belum tercapai maka kita pun belum bisa dapat gaji atau upah menulis. Sistem belum bisa membuka kran uang karena satu syarat belum terpenuhi.

Inilah contoh beratnya hidup dari zaman ke zaman. Beratnya tantangan masa depan kita ke depan di era sourcing dan penghapusan honorer. Kadang tantangan ini membuat kita menjadi malas, terpuruk, bahkan frustasi. Hingga banyak yang mengundurkan diri. Padahal mundur bukanlah pilihan tepat di tengah desakan pangan, papan, dan sandang.

Tangguh. Kata-kata ini harus kita sandang mengharungi masa depan. Berani maju dan lihatlah peluang kiri kanan perlu kita skapi hari ini. Kalah bukan jalan keluar. Tapi majulah dengan melihat dan memanfaatkan peluang di sekitar kita. Jauhkan malas, sakit hati, apalagi frustasi. Bangunlah motivasi pada diri sendiri karena hanya diri kita yang punya akses untuk ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline