Lihat ke Halaman Asli

Kehendak Orang Tua Berlainan dengan Kehendak Kita

Diperbarui: 12 April 2017   04:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di sini penulis akan berbagi pengalaman ketika saya lulus SD dulu. Ketika SD saya sangat nakal, sering berantem, sering buat onar, pernah bikin guru nangis, sering masuk BP dan sebagainya. Di rumahpun begitu saya anaknya nakal dan tidak taat sama orang tua, bikin orang tua sakit hati, bahkan saya sering di pukul sama bapak.

Ketika saya sudah mau lulus SD saya di paksa sama orang tua untuk masuk pesantren. Padahal dari hati nurani saya sangat tidak suka sama yang namanya pesantren. Saya tetap berisi keras untuk menolak sampai saya tidak makan selama 2 hari 1 malam yang bikin saya sakit. Tapi orang tua tetap memaksa saya untuk masuk pesantren, sampai saya di ancam. Apabila saya menolak masuk pesantren, maka saya tidak akan dirawat oleh orang tua saya atau apapun itu.

Pada saat lulus SD saya masuk pesantren secara terpaksa. 2 minggu tinggal di pesantren saya sudah 2 kali berantem. Pertama berantem sama kakak tingkat, kedua sama temen se angkatan, tapi kejadian itu tidak sampai di ketahui oleh pengasuh , jadi saya aman-aman aja. Nah seiring berjalannya waktu saya dikenalkan dengan beberapa orang yang baik dan pada waktu itu juga sifat buruk saya sedikit demi sedikit berubah.

Selama 3 tahun saya di temani dan di bimbing oleh orang yang baik itu. Saya merasakan perbedaan yang jauh ketika saya baru masuk dan sudah mau lulus pesantren ini. Banyak hal-hal baru yang saya dapatkan di pesantren baik itu tentang agama, pendidikan karakter, amalan, dan lain-lain.

Ketika lulus dari pesantren sedikit demi sedikit saya baru mengerti sampai sekarang. Seandainya saya memaksa kehendak saya untuk tidak masuk pesantren tapi masuk SMP, mungkin saya sekarang jadi anak berandalan, suka mabuk-mabukan dan hal-hal negatif laiinya.

Sekarang alhamdulillah dengan ilmu yang saya dapatkan waktu di pesantren dulu, Saya bisa berbakti dengan orang tua, bisa membuat mereka bahagia, bisa menjaga dari sesuatu yang bisa membuat orang tua sakit hati atau malu, dan bisa menolong mereka.

Jadi, pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita saya di atas. Apapun kehendak orang tua untuk kita, maka turutilah walaupun bertentangan dengan kehendak kita (selama tidak melanggar syariat agama). Yakinlah kehendak orang tua adalah yang terbaik bagi kita. Sekarang emang tidak terbukti tapi ketika kita sudah dewasa, kita akan merasakan manfaatnya yang begitu besar. Kesenangan orang tua merupakan kesenangan Tuhan juga. Maka berbaktilah kepada orang tua.

Semoga bermanfaat..............




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline