Lihat ke Halaman Asli

Catatan 13 Mei 2011

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena suatu alasan maka pagi ini aku harus naik angkot ke tempat kerja. Pengalaman yang menyenangkan karena 20 menit perjalanan ke tempat tugas banyak pemandangan yang bisa dinikmati secara gratis, suatu hal yang sulit diperoleh bila berangkat dengan sepeda motor. Pemandangan laut dan gunung yang merupakan ciri khas di Kota Bitung, Sulawesi Utara yang menjadi tempatku mengadu nasib. Seliweran kendaraan pribadi, angkot, tukang ojek, mobil tronton, truk pengangkut sampah, bahkan para penggila sepeda (yang kembali menjamur) memberikan suatu suasana pagi yang memberikan semangat untuk beraktifitas.

''Om kase capat sadiki kwa ini oto, kita somo terlambat ke kantor" ( Pak tolong agak cepat soalnya saya hampir terlambat ke kantor). Saya tersentak dengan ucapan seorang ibu muda yang duduk di depan saya. Jam yang melingkar di tangan saya menunjukkan 07.25 WITA.  "Ini so capat tanta... so lari 60" (Ini sudah cepat Bu... 60 km/jam), sopir yang berumur setengah baya menjawab dengan pelan tetapi tegas. Dialog terus berlanjut bahkan cenderung meningkat sampai saat saya menghentikan kendaraan karena sudah tiba.

Kondisi yang biasa terjadi ketika kita terburu-buru untuk sampai ke tempat tujuan apalagi jam masuk hampir deadline. Sopir sering menjadi sasaran emosi ketika saya dan kebanyakan orang terlambat biasanya alasan karena mobilnya lambat, masuk keluar lorong dan sebagainya.

Saya jadi teringat kepada ucapan seorang eksekutif di tempat saya bekerja di sebuah perusahaan swasta nasional beberapa tahun yang lalu. " Kalau you datang ke tempat kerja naik angkot dan terlambat, salahkan dirimu sendiri. Bukan sopirnya yang lelet, atau mobilnya yang lambat tetapi karena anda bangun kesiangan sehingga semua dilakukan teburu-buru". (Wajah buruk salahkan cermin)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline