Lihat ke Halaman Asli

Reza Kurnia

Mahasiswa

Esensial Membaca dengan Kegiatan di Sekitar Kita

Diperbarui: 8 Februari 2021   13:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Satu hal yang perlu diperhatikan agar tujuan bahasa Indonesia dapat membangun karakter kepribadian bangsa adalah jelasnya persepsi antara perbedaan pengajaran bahasa Indonesia dan pendidikan bahasa Indonesia (Solin, 2005). Mempelajari bahasa Indonesia juga wajib bagi kita masyarakat Indonesia yang bangga akan bahasa yang terdiri dari berbagai daerah dan berbagai macam suku. Sedangkan bahasa yang kita pelajari pertama kali adalah bahasa ibu. Kemampuan dalam berbahasa itulah yang penting dalam proses ke jenjang selanjutnya.

Sejak dini, kita diajarkan untuk melakukan banyak kegiatan mendasar seperti menyimak, lalu belajar bagaimana cara berbicara, cara membaca hingga menulis. Sesuai dengan keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh semua orang yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dengan keempat tahap keterampilan berbahasa tersebut berkaitan erat dengan kualitas dan tingkat budaya suatu masyarakat (Suharmono, 2015). Contohnya, masyarakat di Indonesia bisa seharian menonton sebuah film namun mereka tidak sanggup jika membaca sebuah buku bacaan.

Menurut (Banda et al., 2016) "minat adalah pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas tertentu". Jadi, minat membaca itu ditentukan oleh diri kita sendiri, minat ditandai dengan rasa suka yang terkait dengan suatu hal atau aktivitas tanpa adanya yang menyuruh. 

Minat membaca memang tidak bisa langsung kita dapatkan, tetapi jika kita memiliki minat tersebut, kegiatan membaca yang dijalani bisa membuat motivasi yang besar dan banyak manfaatnya yang bisa kita ambil. Namun, dimasa pandemi ini sekolah mulai melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan membuat siswanya lebih sering memegang gadgetnya daripada buku sebagai referensi belajarnya. Karena masyarakat Indonesia lebih memilih budaya lisan atau tutur dibandingkan membaca dan minat baca masyarakat kita masih rendah. Akibat dari kondisi tersebut, memicu rendahnya kemampuan membaca masyarakat kita.

Rendahnya minat baca pada masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor, diantaranya sebagai berikut :

  • Lemahnya Sarana dan Prasarana Pendidikan

Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai seperti perpustakaan yang kurang berfungsi, koleksi buku perpustakaan yang tidak lengkap dan buku-buku yang sudah rusak membuat pelajar tidak berminat untuk pergi ke perpustakaan. Perpustakaan jarang dimanfaatkan pelajar karena koleksi buku-buku yang ada di perpustakaan tidak mengalami perubahan. Jumlah perpustakaan umum di tiap provinsi juga belum mencukupi.

  • Dampak Perkembangan Teknologi

Perkembangan teknologi saat ini sangatlah pesat dan semakin canggih, sehingga banyak orang lebih memilih gagdet mereka dibandingkan membaca buku. Apalagi di masa pandemi seperti ini, masyarakat lebih sering menggunakan gadget sebagai sarana untuk menghabiskan waktu dirumah. Hal ini membuat status, kedudukan, dan citra perpustakaan dalam pandangan masyarakat sangatlah rendah. Walaupun di internet bisa dimasukkan dalam kategori membaca, tetapi internet juga menampilkan berbagai macam visual yang kadang kurang tepat untuk anak dibawah umur. Buku saat ini pun sudah mulai mengikuti perkembangan teknologi dengan menerbitkan buku dengan versi digital atau yang biasa disebut e-book. Dengan e-book ini, mereka tidak lagi membeli buku fisik dan mulai beralih ke buku digital. Hal ini bisa merugikan pihak percetakan.

  • Kurangnya Dukungan Keluarga

Kondisi keluarga juga mempengaruhi minat baca kita. Orang tua yang minoritas membaca, tidak mencontohkan kegiatan membaca kepada anak-anak. Mereka tidak tahu buku apa yang bisa dibaca dan aman oleh anak-anak, sehingga anak-anak memiliki minat baca yang rendah. Kurangnya pengawasan dan perhatian kepada kegiatan anak-anak juga memengaruhi kegiatan membaca mereka. Lingkungan keluarga yang kurang mendukung anaknya untuk melakukan kegiatan membaca buku juga memengaruhi minat baca pada anak.

  • Rendahnya Daya Beli Buku Masyarakat

Karena harga kebutuhan hidup melonjak tinggi, masyarakat hanya bisa memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari saja. Mereka kesulitan untuk membeli buku karena kurangnya penghasilan, terkadang untuk mencukupi kehidupan sehari-hari saja sudah susah. Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat termasuk pelajar merasa membelakangi urusan visualnya dengan buku yang mengakibatkan minat baca hingga ketertarikan terhadap buku menjadi menurun drastis.

  • Model Pembelajaran yang Kurang Mendorong Siswa Dalam Kegiatan Membaca

Metode ceramah adalah metode yang paling sering di gunakan sekolah pada umumnya. Namun pembelajaran tersebut hanyalah pembelajaran satu arah tanpa adanya dorongan agar siswa membaca buku ataupun memahami isi bacaan/materi yang disampaikan melalui kegiatan membaca. Dengan pembelajaran seperti itu, siswa hanya sebagai pendengar yang mendengarkan informasi yang kurang "bermakna" (Wahyuni, 2015).

Faktor-faktor tersebut menimbulkan dampak yang buruk, bagi diri sendiri, maupun bagi bangsa dan Negara. Dampak buruk bagi diri sendiri terutama bagi pelajar yaitu kurangnya bidang ilmu pengetahuan, kurang berperan aktif, dan menurunya kemampuan berfikir. Sedangkan dampak buruk bagi bangsa dan Negara yaitu kalah dalam persaingan global, ketertinggalan dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi dengan negara berkembang dan maju lainnya karena kurangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline