Lihat ke Halaman Asli

Lukisan Pohon Tua Misterius

Diperbarui: 4 Agustus 2018   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar ;gloryframe

  Di tengah perjalalananku dekat sebatang pohon tua berumur ratusan tahun.aku brdiri mematung terdiap sepi.Tanpa sepatah kata pun akau memandang dengan tatapan kosong tanpa seberkas harapan memandangi perjalanan yang tidak berujung.Kukebaskan debu yang menyelimuti baju kumaldan lusuh berwarna hitam pudar.Pikiranku jauh melayang seperti keluar dari raga sialan ini.

  Hati kecil memberontak mengutuki dan meyesali raga yang sudah berjalan berpuluh --puluh mil tanpa menemukan jejak dan arah yang pasti.Aku lelah dan tidak sanggup lagiIngin rasanya meyerah dan mengakjhiri hidup yang tiada arti sama sekali.layaknya bungkusan nasi dalam tong sampah.perlahan aku rebahkan tubuhku di bawah pohon tua.

  Burung kuning paruh panjang berjingkat-jingkat layaknya pemain akrobatik sambiul berkicau dengan sombongnya di dahan pohon tua itu.Kehadiranku seperti mengusik kenyamananya atau mungkin menertawakan keadaanku.Aku tidak peduli.Layaknya orang gila kuceritakan kekecewaan da keluh kesah tentang perjalanan yang tiada kunjung menemukan cahaya,sesekali kutinju batang pohon tua meluapkan kekesalanku.

  Astaga....Pohon itu...!!!Pohon itu tersenyum kepadaku.Aku berdiri berkacak pinggang menghadap pohon sialan itu dengan sorot mata yang tajam dan hati yang panas.

  "Dasar pohon tidak berguna".Aku Mengumpat.Aku berpikir itu buyykan senyuman tulus tetapi senyum yang mengejek keadaanku saat itu. Semakin akau mengumpat semakin dia tersenyum kepadaku.Kurang ajar.

  Lihat... dia mulai bicara....Astaga...!!!

  Dengan penuh hikmatpohon tua kering itu mengucapkan kata-kata sakti yang menusuk jantungku.

"Anak muda...apakah yang akan kamu dapatkan jika setiap saat kamu mengeluh?". Kata-katanya begitu tajam tapi lembut.

"Kamu masih muda masih banyak tugas dan tanggungjawab yang akan kamu pikul."

  Kesabaran dan ketekunan selama ini menjadi musuh dalam perjalananmu."pohon tua itu melanjutkan kata-katanya

Aku terdiam tidak bergeming.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline