Lihat ke Halaman Asli

Merancang Pembelajaran Bahasa Inggris Berdasarkan Masalah

Diperbarui: 1 Oktober 2022   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran Permasalahan yang ditemui di SMAN 1 Cisaga dalam pembelajaran Bahasa Inggris adalah ketidak sesuaian antara tujuan pembelajaran dengan implementasinya sehingga memberikan hasil yang kurang optimal. Pengucapan atau pelafalan kata-kata dalam Berbahasa Inggris mengalami kendala, dikarenakan kekeluan lidah yang disebabkan jarangnya kata-kata berbahasa Inggris ini diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu hampir semua peserta didik mempunyai pemikiran bahwa pelajaran Bahasa Inggris itu adalah salah satu pelajaran yang sulit. Hal ini terjadi karena pengalaman belajar mereka dalam belajar Bahasa Inggris tidak menyenangkan. Lebih cenderung membosankan dan menjemukan. Maka dari itu tergelitik dalam diri saya untuk mengangkat permasalahan ini dengan harapan akan memberikan solusi untuk permasalahan yang terjadi di SMAN 1 Cisaga.  Berat memang, namun tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha.

Peran saya sebagai guru adalah sebagai pendidik dan pengajar yang mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat konstitusi, menajamkan potensi peserta didik sesuai karakteristik, minat, dan bakat. Seperti filosofis Ki Hajar Dewantara, ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani yang berarti bahwa guru itu sebagai teladan atau role model, pemberi motivasi dan mendukung setiap potensi peserta didik agar terwujud pelajar yang berbudi pekerti dan berpendidikan baik secara holistik.

 Selain itu peran seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran yang berarti bahwa seorang guru harus mampu melihat setiap masalah yang terjadi di kelasnya, menemukan solusinya, merefleksi dan mengevaluasi setiap apa yang sudah dilakukan sebagai perbaikan dikemudian hari agar tujuan yang ingin dicapai terwujud. Adapun tujujan yang ingin dicapai tersebut adalah :

  • Peserta didik lancar dalam melafalkan kata-kata dalam Bahasa Inggris.
  • Peserta didik mendapatkan pengalaman belajar Bahasa Inggris yang menyenangkan sehingga tidak lagi menganggap bahwa Bahasa Inggris adalah pelajaran yang sulit dan menaikan potensi peserta didik sesuai dengan karakteristik, minat dan bakatnya dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.

Oleh sebab itu, tanggung jawab saya sebagai guru Bahasa Inggris adalah menemukan solusi dari masalah yang sudah ditemukan dan meminimalisir kesalahan-kesalahan yang terdahulu dari cara mengajar, berpola pikir dan kurang matangnya konsep rancangan mengajar dari  saya secara pribadi secara khusus dan rekan sejawat saya secara umum. Saya memiliki tanggung jawab moral untuk memperbaiki kesemua itu serta  mengimbaskannya kepada rekan sejawat saya jika berhasil. Sehingga akan ada perbaikan kualitas di SMAN 1 Cisaga berdasar dari praktik baik ini.

Tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan tidaklah sedikit, diantaranya adalah:

  • Merubah paradigma berpikir atau mindset
  •      Kebanyakan masih nyaman berada di comfort zone dengan berpikir asal ada RPP, asal ngajar ke kelas, asal ada foto bukti mengajar. Tanpa memiliki rasa tanggung jawab moral terhadap tugas dan peran kita sebagai guru. Termasuk saya.
  • Kurang memperhatikan profil belajar peserta didik, sehingga dalam memberikan treatment kepada mereka tidak optimal, karena tidak sesuai dengan profil belajarnya.
  • Kurang memperhatikan kebutuhan dasar peserta didik sebagai manusia, sehingga tidak terjalin student engagment.
  • Kurangnya pengenalan, latihan dan pembiasaan menggunakan kata-kata berbahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari.
  •  

Namun dengan kegiatan PPG ini dibukakan mata dan pikiran saya agar keluar dari zona tersebut. Sulit dan butuh usaha serta itikad yang kuat. Tentu saja saya tidak bisa sendirian melakukan hal itu.

Saya butuh dukungan dari Kepala Sekolah, Bagian Kurikulum, Bagian Sarana, rekan sejawat dan yang terpenting peserta didik. Karena satu dan lainnya saling terkait, jika salah satu saja hilang atau tidak mendukung, maka tujuan tidak akan tercapai. Kerjasama, sinergitas, toleransi dan saling mendukung adalah solusi untuk mengikis tantangan-tangan itu dan merubahnya menjadi peluang untuk melakukan perbaikan secara utuh dan menyeluruh di SMAN 1 Cisaga.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah:

  • Mendapatkan masalah
  • Menemukan ketidak sesuaian antara harapan dan kenyataan, dengan cara mengamati dengan cermat realita yang ada pada peserta didik.
  • Mencari akar penyebab masalah
  • Mencari akar masalah dengan cara melakukan interview kepada rekan sejawat, ahli dan peserta didik, dengan tujuan untuk menemukan akar masalah dari penyebab-penyebab masalah yang ada yang mengakibatkan terjadinya ketidak sesuaian antara harapan dan kenyataan, dengan didasari oleh landasan teori untuk memperkuat pondasi dalam menemukan akar penyebab masalah.
  • Mencari alternatif solusi dari masalah
  • Untuk mengatasi masalah, penyebab masalah sehingga ditemukannya akar penyebab masalah maka haruslah melakukan pencarian alternatif solusi, yaitu dengan cara melakukan studi literatur, melakukan interview lagi dengan rekan sejawat, ahli dan peserta didik, sehingga ditemukanlah beberapa alternatif solusi dengan dilandasi landasan teori yang relevan dengan masalah terkait tentunya.
  • Mendapatkan solusi yang paling relevan dari masalah
  • Setelah melakukan kajian literatur dan interview, maka didapatkanlah solusi yang paling relevan dari masalah yang sudah saya temukan. Yaitu dengan cara melakukan latihan secara rutin dan menjadikannya sebagai pembiasaan, serta membuat RPP yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan karakteristik sekolah.
  • Merancang rencana aksi yang sesuai dengan permasalahan
  • Merancang atau membuat konsep yang matang dengan didasari oleh hasil kajian literatur berdasar kepada hasil interview, yaitu dengan membuat RPP dengan model Problem Based Learning untuk materi Transactional Text dengan tema Congratulating and Complimenting Others, pada KD 3.2 dan 4.2. serta membuat RPP dengan model Project Based Learning dengan tema Tourist Attraction and Historical Building, KD 3.4. dan 4.4. dengan metode Pembelajaran Berdiferensiasi yang mampu mengakomodir minat, bakat, karakteristik dan profil belajar peserta didik sehingga mampu menaikan potensi, motivasi dan pemenuhan kebutuhan belajar peserta didik.
  • Selain itu sebagai implementasi dari pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik, karena mampu menaikan keterlibatan peserta didik menjadi lebih aktif.
  • Mengaplikasikan rancangan aksi yang sesuai dengan permasalahan
  • Mengaplikasikan RPP PBL yang sudah dibuat pada tanggal 26 Agustus 2022 untuk materi Transactional Text dengan tema Congratulating and Complimenting Others. Sedangkan untuk RPP PJBL dengan metode Pembelajaran Berdiferensiasi dilaksanakan pada tanggal 16 September 2022 untuk materi Descriptive Text dangan tema Tourist Attraction and Historical Building.
  • Merefleksi dari pengaplikasian rancangan aksi yang sesuai dengan permasalahan
  • Setelah mengaplikasikan rancangan aksi, maka dilakukan refleksi secara mandiri dan merefleksi bersama dosen pembimbing dan guru pamong serta rekan-rekan sesama mahasiswa PPG Daljab Unsil 2022 angkatan I.
  • Mengevaluasi hasil dari refleksi
  • Dari hasil refleksi baik secara mandiri dan ataupun atas bimbingan dosen pembimbing dan guru pamong serta refleksi dari rekan sesama mahasiswa PPG Daljab Unsil 2022 angkatan I, ternyata masih ditemukan beberapa kekeliruan dan kelemahan, yaitu:
  • Masih belum menggunakan Bahasa Inggris secara menyeluruh.
  • Kurang jelasnya tampilan materi pada LCD Proyektor.
  • Masih menggunakan kata-kata slank pada teacher talk.
  • Classroom setting yang masih kurang pas karena masih ada peserta didik yang membelakangi board ketika duduk berkelompok.
  • Masih ada campuran Bahasa Indonesia pada student talk

Beberapa kekeliruan tersebut menjadikan bahan evaluasi untuk menyempurnakan lagi setiap kekurangan yang ada, agar ada perbaikan dikemudian hari. Dan memberikan saya pembelajaran yang sangat berharga bahwa saya masih mempunyai kelemahan pada classroom management, dan ini merupakan masalah baru lagi yang saya temukan untuk saya perbaiki.

  • Merevisi kekurangan dan kelemahan dari hasil evaluasi serta meningkatkan kelebihan dari hasil evaluasi tersebut.
  • Hasil evaluasi tersebut diatas memberikan stimulus positif untuk saya melakukan perbaikan dan merevisi apa yang sudah saya lakukan. Tidak membua saya menjadi down, namun justru menjadi peluang untuk saya menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

Langkah-langkah tersebut di atas diambil sebagai track atau konsep dalam mengatasi permasalahan yang ada di SMAN 1 Cisaga, agar tetap terukur dan tidak melenceng kemana-mana. Sehingga tujuan yang ingin dicapai bisa terealisasi bukan hanya halusinasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline