Lihat ke Halaman Asli

Renno Suryokusumo

Content Creator

Sakit Pilek: Penyebab, Gejala dan Pengobatannya

Diperbarui: 16 November 2023   01:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:  KlingSup from Canva

Pilek adalah kondisi yang umum dialami oleh banyak orang. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan membuat kita tidak nyaman. Pilek ditandai dengan hidung tersumbat, bersin-bersin, dan lendir yang berlebihan. Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab, gejala, dan pengobatan pilek secara detail.

Penyebab Pilek

Pilek dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi virus, alergi, paparan udara dingin atau kering, dan efek samping obat-obatan. Infeksi virus adalah penyebab paling umum dari pilek, dengan rhinovirus menjadi virus yang paling sering terkait dengan kondisi ini. Selain rhinovirus, ada juga virus pernapasan lainnya seperti virus influenza, virus syncytial pernapasan (RSV), dan virus parainfluenza.

Selain infeksi virus, alergi juga dapat menyebabkan pilek. Ketika kita terpapar zat-zat yang memicu alergi seperti debu, bulu binatang, atau serbuk sari, tubuh kita dapat merespons dengan menghasilkan lendir berlebihan sebagai bagian dari reaksi alergi.

Paparan udara dingin atau kering juga dapat memicu pilek. Udara dingin dan kering dapat mengubah keseimbangan cairan di dalam saluran hidung, sehingga menyebabkan produksi lendir yang berlebihan. Efek samping obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan pilek, seperti obat tekanan darah tinggi, pil KB, obat kejang, dan obat penyakit jantung.

Gejala Pilek

Gejala pilek umumnya meliputi hidung tersumbat, hidung berair, bersin-bersin, dan batuk ringan. Selain itu, pilek juga bisa disertai dengan gejala-gejala lain seperti nyeri kepala, nyeri tenggorokan, demam ringan, serta rasa lemas pada tubuh. Pilek biasanya muncul satu hingga tiga hari setelah terpapar virus atau alergen.

Selama pilek, lendir yang dihasilkan oleh tubuh dapat berubah warna menjadi bening, kuning, atau hijau. Warna lendir ini dapat menjadi indikator adanya infeksi bakteri. Jika lendir berwarna hijau atau kuning disertai dengan gejala demam tinggi, sakit kepala berat, atau nyeri di sekitar wajah, segera konsultasikan dengan dokter karena ini bisa menjadi tanda adanya infeksi sinus atau infeksi telinga.

Pengobatan Pilek

Pilek umumnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu satu hingga dua minggu. Namun, ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk meredakan gejala pilek dan mempercepat proses penyembuhan.

Pertama-tama, kita perlu istirahat yang cukup dan menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan banyak minum air putih. Minum air putih yang cukup dapat membantu melunakkan lendir dan mengencerkannya, sehingga mempermudah pengeluarannya. Selain itu, kita juga perlu menjaga kebersihan dengan rutin mencuci tangan agar virus atau bakteri tidak terus menyebar.

Obat-obatan bebas seperti dekongestan nasal dan antihistamin dapat digunakan untuk meredakan hidung tersumbat dan gejala alergi. Dekongestan nasal dapat membantu mengurangi pembengkakan pada saluran hidung, sementara antihistamin dapat mengurangi reaksi alergi yang menyebabkan pilek.

Pada kasus pilek yang disebabkan oleh infeksi virus, penggunaan antibiotik tidak diperlukan karena antibiotik hanya efektif melawan infeksi bakteri. Namun, ada beberapa obat simtomatik yang dapat membantu meredakan gejala pilek seperti nyeri kepala atau demam, seperti parasetamol atau ibuprofen. Selalu konsultasikan dengan dokter atau apoteker sebelum menggunakan obat-obatan untuk pilek, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline