Lihat ke Halaman Asli

Reis Rivaldo R

MIND SHAPES YOU AND WORDS REPRESENT YOU

Ancaman Covid-19 terhadap Keamanan Ekonomi Masyarakat Indonesia

Diperbarui: 13 April 2020   21:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia mencatatkan dirinya sebagai negara yang memiliki kasus positif virus Corona pada awal Maret, 2020 tepatnya pada tanggal 2 yang mana 2 orang warga negaranya dinyatakan positif virus Corona setelah melakukan kontak fisik dengan Warga Negara Jepang di sebuah pesta dansa yang telah berlangsung di Malaysia. Keduanya merupakan bagian dari keluarga inti, yakni ibu dan anak.

Beberapa pekan setelah virus ini menumbangkan masyarakat Indonesia di pulau jawa khususnya, pemerintah pusat tentu mengambil tindakan yang menurut mereka telah terukur guna menekan laju pertumbuhan kasus.

Paket kebijakan dari paling sederhana yakni dengan mengedukasi masyarakat untuk melakukan tindakan preventif seperti membasuh tangan menggunakan sabun secara keseluruhan, menjaga kesehatan dan meningkatkan imun tubuh, hingga menerbitkan Keputusan Presiden nomor 11 tahun 2020 tentang pemberlakuan status darurat kesehatan akibat pandemi dan Kepres no. 20 yang berisi ketentuan untuk memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PPSB).

Semua kebijakan pemerintah Joko Widodo mengarah kepada satu tujuan, yakni meminta masyarakat agar lebih sering berdiam diri di rumah, melakukan pekerjaan dari rumah, kuliah dan mengadakan aktivitas belajar secara daring, dan melakukan hobi dari rumah. Kegiatan yang dimaklumi bisa dilakukan di luar rumah ialah lari pada pagi hari sebagai usaha berolahraga demi membentuk jasmani yang sehat.

Ancaman Covid-19 selain menyerang sisi kesehatan masyarakat Indonesia, namun ada yang lebih daripada itu lagi dan merupakan elemen paling dasar bagi manusia menurut teori kebutuhan Maslow, ialah sisi kebutuhan fisiologi yang mencakup kebutuhan untuk makan, minum, tempat berteduh, dan beristirahat.

Sedangkan jika meminjam sudut pandang para pakar keamanan manusia, ada satu sisi yang paling terdampak oleh Covid-19 yang mana juga merupakan elemen mendasar dan fundamental. Sisi tersebut ialah keamanan ekonomi.

Keamanan ekonomi menjadi keamanan yang paling nomor satu dalam diskursus keamanan manusia. Jika keamanan ekonominya sudah terpenuhi, maka akan memudahkan dirinya untuk mendapat keamanan di dimensi lain. 

Dalam hal ini, dengan mengambil studi kasus negara Indonesia, ada tingkatan masyarakat yang menghadapi Covid-19 dengan dua ancaman dua kali lipat; ancaman Kesehatan dan ancaman Ekonomi. Mereka adalah masyarakat kelas menengah ke bawah, yang memiliki pekerjaan di lapangan, 

mengharuskan dia untuk keluar rumah dan sulit menuruti aturan pemerintah untuk hanya berdiam diri di rumah saja melalui pola Work From Home (WFH) atau kerja dari rumah. Masyarakat yang tergolong dalam kasta ini ialah yang bekerja sebagai pengemudi ojek online dan konvensional, Pedagang Kaki Lima (PKL), Pedagang Warung Makan dan Minuman pinggiran jalan, Pedagang pada umumnya di pasar-pasar tradisional, dan lain sebagainya.

Meninjau kondisi sebagian masyarakat Indonesia yang masih menyandarkan mata pencahariannya dengan keluar rumah, membuat pemerintah pusat Indonesia masih belum percaya diri untuk menerapkan kebijakan Lockdown sebagaimana yang telah dilakukan oleh pemerintah negara Cina dan Italia.

Direktur Riset Center of Reform on Economy menguatkan bahwa kendati pemerintah mengambil kebijakan lockdown ataupun tidak, pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi besar anjlok hingga turun ke -2% dan lamanya berangsur-angsur hingga triwulan III dan triwulan IV tahun 2020 (Caesar Akbar, 2020). Covid-19 menjadi parasit ekonomi Indonesia, satu-satunya keadaan yang bisa membalikkan ekonomi menjadi seperti semula, ialah ketika Covid-19 berlalu dari Indonesia.

Masyarakat Indonesia jika dikelompokkan berdasarkan kapasitas ekonominya terbagi ke dua kelompok besar dalam memberikan reaksi kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kelompok pertama disebut kelompok actively obidient yakni mereka yang mengetahui skema protokol kesehatan dan usaha-usaha preventif terhadap Corona dan turut mematuhi apa yang telah disampaikan otoritas-otoritas terkait. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline