Lihat ke Halaman Asli

Rionanda Dhamma Putra

Ingin tahu banyak hal.

Permudah Penduduk Menjadi Kapitalis!

Diperbarui: 26 Desember 2018   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: id.pinterest.com

Apa pendapat Anda ketika mendengar kapitalis? Jika Anda sering menonton kartun-kartun Barat, pasti Anda langsung membayangkan sosok bertubuh gembul, bersetelan lengkap, dengan banyak uang di kantongnya. Mulai dari Paman Gober sampai Tuan Krabs pasti punya ciri-ciri di atas. Tanpa disadari, gambaran ini sudah terinternalisasi dalam benak kita.

Siapa sebenarnya kapitalis itu? Secara etimologi, kapitalis memiliki makna "pemilik modal". Capitalist are the one who owns and controls capital. Seperti yang kita ketahui, modal adalah "oksigen" bagi perekonomian suatu negara. Tanpanya, maka siklus bisnis tidak bisa berlangsung. Maka dari itu, kapitalis adalah penguasa kue perekonomian.

Lalu, siapa yang menjadi bawahan kapitalis dalam sistem ekonomi pasar? Manajer dan buruh. Manajer adalah orang-orang yang membantu kapitalis dalam mengelola perusahaan mereka melalui mekanisme manajemen. Sementara, buruh adalah para pekerja yang melaksanakan sistem operasional perusahaan. Keduanya sama-sama digaji oleh kapitalis atas jasa mereka.

Jika kita konotasikan dengan penokohan dalam kartun Spongebob Squarepants, maka Tuan Krabs adalah kapitalis. Sementara, tokoh seperti Squidward dan Spongebob adalah buruh. Meski keduanya sama-sama buruh, namun Spongebob dan Squidward memiliki sikap yang cukup berbeda.

Spongebob adalah seorang pekerja yang jujur, giat, dan sangat setia dengan restoran Tuan Krabs. Bahkan, digambarkan bahwa Spongebob selalu nampak ceria ketika bekerja di Krusty Krab. Sambil menyanyi riang, ia membuat Krabby Patty di dapur restoran itu. Bagi penulis, ini adalah gambaran yang terlampau utopis. Mengapa? Lihat saja nanti.

Sementara, Squidward adalah gambaran yang lebih realistis. Tokoh ini selalu digambarkan sebagai sosok yang murung, sering marah, dan penuh keterpaksaan dalam bekerja. Meskipun reaksi Squidward terlampau berlebihan dan buruk (alias malas dan menyebalkan), namun penyebab reaksi itu sangat realistis. Apa penyebab tersebut?

Tuan Krabs tidak memberikan upah yang layak bagi para pekerjanya. Selain itu, ia juga selalu menolak usulan kenaikan upah dari Squidward maupun Spongebob. Bahkan, banyak orang menghubungkan interaksi antara ketiga tokoh ini sebagai contoh kapitalisme yang picik. Penulis justru percaya bahwa ini adalah dampak merkantilisme yang picik.

Mengapa? Pertama, Tuan Krabs selalu menekankan pentingnya mengumpulkan uang. Baginya, wealth exists in money. Persis dengan pendirian kaum merkantilis, bahwa kekayaan terletak pada emas dan perak, yang menjadi bahan pembentuk uang pada abad pertengahan. Kedua, Tuan Krabs juga belum mengerti konsep Marginal Productivity of Labor.

Konsep ini adalah suatu konsep fundamental dari kapitalisme. Mengapa? Konsep ini menggambarkan hubungan dari gaji (wage) dengan jumlah produk marginal yang dihasilkan (marginal rate of productivity). Pada tingkat upah serendah itu (sebuah episode menyebutkan 5 sen/jam), kenaikan upah bisa meningkatkan produktivitas pekerja.

Sumber: economics.wikia.com

Tetapi, apakah menaikkan upah adalah satu-satunya kunci peningkatan produktivitas pekerja? Bukan. Kunci peningkatan produktivitas pekerja terletak pada "rasa memiliki" para pekerja terhadap perusahaan mereka. Ketika diperluas dalam konteks makro, setiap penduduk harus mempunyai "rasa memiliki" terhadap perekonomian mereka.

Mengapa? Manusia adalah makhluk ekonomi yang selalu mencari keuntungan. Ketika individu memiliki sepotong dari kue perekonomian dengan menjadi pemilik modal, maka ia mampu memenuhi prinsip ekonomi. Mengapa? Ketika kue perekonomian itu membesar (dengan adanya pertumbuhan), maka bagian individu tersebut juga ikut membesar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline