Lihat ke Halaman Asli

La Ode Muh Rauda AU Manarfa

Dosen Sosiologi Universitas Dayanu Ikhsanuddin

Berlari Melewati Rerumputan; Membuat Jalan Baru, Menerabas Perintang

Diperbarui: 9 Februari 2016   12:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masih kuingat ketika diriku masih belia, bersama ayah dan bunda juga adiku perempuanku yang baru lahir, yang masih berada di gendongan.

Sore itu kami berjalan-jalan di pinggir rumah, menyusuri jalan kompleks perumahan yang kebetulan bersisian dengan lahan kosong yang ditumbuhi rerumputan.

Rumput itu hijau, masih basah akibat tertimpa hujan beberapa jam sebelumnya. Tingginya yang seukuran lututku mengusik kakiku yang kecil untuk mencoba merasakan sennsasi menjejakan kaki di rerumputan itu, kaki yang baru bisa kuajak berlari beberapa minggu sebelumnya.

Ibuku histeris berteriak “..Rauda..!!, jangan lari ke situ, jalan di sini saja..!!”. Ayahku yang menggendong adiku berujar, “.. biarkan saja, tidak apa-apa, dia berlari di rerumputan membuat jejaknya sendiri, membuat jalannya sendiri. Kalau dia jatuh tidak apa-apa tokh di sana tidak bikin luka..”, ucap ayahku menenangkan ibuku.

Saban hari ibuku kembali teringat kejadian itu dan menceritakan kepadaku apa yang disampaikan oleh ayahku kepadanya. Lebih lanjut ibuku mengatakan kalau ayahku menilai perbuatanku dulu saat berlari melintasi rerumputan yang hijau dan basah sendirian menandakan kalau aku lebih senang membuat jalan sendiri, tidak terlalu suka mengikuti jalan yang telah dibuat oleh orang lain. Lebih menyenangi tantangan dan berupaya mengatasinya dengan tindakan menginjak rumput membentuk jalan baru. Ayahku memperkirakan suatu saat nanti diriku akan membuat jalan baru, jalan yang nantinya akan bisa dilalui oleh orang yang sepemikiran denganku. Jalan yang dibuat dengan perjuangan yang tidak lepas dari rintangan.

Rasa-rasanya saat ini saya suka sekali dengan pemikiran yang berbau Descartesian seperti ungkapan seperti :

“Dengan berpikir maka jalan keluar akan terbangun secara ajaib”.

“Jalan keluar atau solusi yang tidak tampak bukan untuk ditunggu kemunculannya tetapi dibuat agar ada”.

“Jika tidak menemukan jalan maka jalan itu dibuat”.

Ayah, Ibu, hanya waktu yang akan menjawab ramalan kalian, mudah-mudahan amal ibadah yang tidak berkesudahan mengalir kepada kalian dari jejak-jejaka kakiku. Amin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline