Universitas Negeri Malang telah menetapkan hari Jumat sebagai hari bebas kendaraan bermotor di area kampus. CFD ini merupakan bagian dari upaya untuk menjadikan UM sebagai kampus sehat dan hijau. Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat yang mengikuti mata kuliah Indikator dan Pengukuran Promosi Kesehatan turun langsung untuk mengamati dan menilai pelaksanaan program ini.
Dalam observasi tersebut, mahasiswa mewawancarai Kepala Subdirektorat Sarana dan Prasarana UM, Bapak Faul Hidayatunnafiq, S.Kom., M.M., yang menyampaikan bahwa CFD bukan hanya agenda rutin, tetapi juga bentuk nyata komitmen kampus terhadap gaya hidup sehat.
“Kami mendukung penuh kegiatan CFD karena sejalan dengan visi kampus hijau dan sehat. Ini bukan hanya tentang menutup jalan dari kendaraan bermotor, tapi juga menyediakan ruang untuk beraktivitas fisik, selain itu CFD juga sebagai upaya mengurangi emisi dan membiasakan warga kampus untuk aktif bergerak, sebagai salah satu pelaksana program CFD Kami ingin CFD tidak sekadar simbolik. Ini tentang menciptakan kebiasaan, menyediakan ruang aman dan nyaman untuk bergerak, dan memberi contoh nyata tentang pentingnya gaya hidup sehat kepada seluruh sivitas akademika.” jelas Faul.
Mahasiswa mencatat sejumlah indikator promosi kesehatan, mulai dari tingkat partisipasi warga kampus, keberadaan sarana penunjang seperti tempat sampah terpilah, air minum gratis, hingga keterlibatan komunitas mahasiswa.
Selain itu, beberapa mahasiswa memberikan kritik membangun terkait pelaksanaan CFD. Salah satunya datang dari Viorika Amanda, mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat, yang menilai bahwa sosialisasi CFD masih kurang menyeluruh.
“Menurut saya tentang CFD ini masih kurang untuk sosialisasinya karena dari mereka kadang masih belum tau kalo setiap hari jumat selalu dilaksanakan kegiatan CFD ini. Jadi mereka yang mau ke arah masjid masih suka lewat jalan gerbang semarang dan belok ke belakang rektorat tapi kan jalan disitu ditutup jadi dia muter lagi untuk lewat jalan veteran.” kata Vio
Amru Thohar, salah satu mahasiswa Ilmu Kesehatan ikut menyoroti potensi pengembangan kegiatan dalam CFD. Ia berharap CFD tidak hanya fokus pada aktivitas fisik, tetapi juga edukasi mental dan sosial.
“Saya berharap CFD bisa menjadi ruang bagi edukasi mental dan sosial, seperti diskusi kesehatan mental, seminar kecil tentang pola hidup sehat, atau bahkan kegiatan komunitas yang memperkuat kebersamaan.” usul Amru.
Mahasiswa lain, Hilmi Abyan, sebagai mahasiswa Pendidikan Keolahragaan ikut memberikan kesan dan sarannya atas kegiatan CFD yang telah dilaksanakan beberapa tahun ini.
“Saya melihat CFD sebagai langkah positif dalam membangun budaya hidup sehat di lingkungan kampus. Selama beberapa tahun ini, kegiatan tersebut telah memberikan ruang bagi mahasiswa untuk lebih peduli terhadap kesehatan dan lingkungan. Namun, saya berharap kedepannya CFD bisa semakin berkembang dengan variasi aktivitas yang lebih menarik dan inklusif. Misalnya, bisa ada workshop kecil tentang kebugaran, tantangan olahraga bersama, atau kolaborasi dengan komunitas mahasiswa dari berbagai jurusan. Dengan begitu, CFD tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi juga pengalaman yang semakin menyenangkan dan bermakna bagi seluruh civitas akademika. ” ujar Hilmi.
Meski demikian, para mahasiswa tetap mengapresiasi adanya CFD sebagai program yang selaras dengan semangat promosi kesehatan komunitas. Observasi ini juga dinilai memberikan pengalaman langsung dalam menilai efektivitas sebuah intervensi kesehatan.