Lihat ke Halaman Asli

Tak Kenal, Jadi Nyaman

Diperbarui: 29 November 2020   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Drt.. Drttt... 

Dering ponselku berbunyi tanda masuknya sebuah notifikasi. Saat aku buka ternyata notifikasi dari Instagram, ada sebuah pesan dari seseorang yang awalnya ingin aku abaikan, tetapi terselip rasa penasaran akan pesan itu. 

Karena rasa penasaranku yang sangat tinggi aku baca pesan itu. Ternyata dia mengirimkan pesan yang isinya “Mahasiswa baru Universitas Pamulang ya?”. Ya sudah karena terlanjur aku baca pesannya, aku balas saja dengan jawaban “Iya Ka”. 

Lalu dia bercerita bagaimana momen pendakian perdananya sambil mengirimkan foto dokumentasi saat diatas puncak Gunung dan membuatku kesal setengah mati yang tentunya semakin membuat aku berkeinginan untuk menaklukkan Gunung. Ya, aku ingin sekali mendaki gunung dan menikmati indahnya semesta dipuncak Gunung toh Tuhan menciptakan semesta untuk dinikmati.

Lalu, perbincangan kita beralih ke WhatsApps, yang sebetulnya modusku, habisnya saling mengirim dan membalas pesan di Instagram itu cukup menguras kuota internet yang banyak. Ya sudah, aku putuskan untuk meminta nomor WhatsAppsnya dan lanjut berbincang di WhatsApps. Trik yang bagus bukan.

Lambat laun aku mengenalnya walaupun tidak secara langsung, yang aku bisa simpulkan dari dia adalah satu kata yaitu; menarik. Ya, dia menarik. Kesan pertamaku dia itu menarik, entah dengan leluconnya yang membuat aku tenggelam dalam kenyamanan yang dia buat.

Hari Senin, aku lupa tanggalnya dan hari ini adalah pertemuan pertamaku dengan dia, yang bisa-bisanya dia membuat skenario pertemuan dengan iming-iming “Pinjam pulpennya boleh?”. Cukup menarik bukan, kesan pertama yang cukup menarik. Saat bertemu di lobi sesuai dengan kesepakatan.

“Mana pulpennya?” ujarnya berbicara dibelakangku.

“Nih” ujarku sambil membalikkan badan dan menyerahkan pulpen.

“Dibawa ya buat penyemangat” ujarnya sambil tersenyum. Jawabanku hanya tersenyum penuh arti dan berjalan masuk ke dalam lift. Sambal berucap dalam hati “Ada-ada saja orang seperti itu, aneh.”

****

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline