Lihat ke Halaman Asli

Cara Menghabiskan Uang Negara

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

`

CARA MENGHABISKAN UANG NEGARA

Uang negara yang dipakai, pada intinya memiliki maksud yang sama dengan keuangan negara. Istilah terakhir ditemukan dalam Undang-Undang tentang Keuangan Negara, yakni semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik negara terkait dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.Istilah uang negara yang dimaksudkan di sini adalah, lebih kepada semua harta kekayaan yang dimiliki negara. Seandainya dijelaskan lebih jauh, uang negara juga dekat maknanya dengan uang rakyat, dikarenakan sebagian besar uang negara berasal dari rakyat.

Hal ini dapat dilihat dari pemasukan negara, yang bersumber dari pajak dan bukan pajak, serta hibah, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Tidaklah mengherankan bahwa semua yang kita lakukan harus dibayar dengan pajak. Membeli sebatang rokok atau sabun pun sudah ada pajak di dalamnya. Walau ketika semua penerimaan terkumpul, pihak yang berkuasa mempergunakannya dengan setengah hati-hati. Dengan demikian uang negara sangat tergantung pada penguasa bagaimana mengelola atau memperlakukannya.

Karena itulah antara lain satu sebab dari segi politik, banyak orang yang ingin mendapatkan kuasa. Tidak peduli dari tahun ke tahun orang yang bermasalah karena kekuasaan semakin banyak, namun orang-orang yang mencalonkan diri dan merebut kekuasaan, selalu saja bertambah. Orang-orang yang mengisi penjara naik signifikan, namun orang yang bernafsu untuk memegang kekuasaan, selalu meningkat luar biasa.Di luar itu, ada yang rebutan dari pencongkel untuk bisa menikmati uang negara.

Istilah mencongkel, tidak selalu berarti negatif. Istilah ini bisa saja bermakna positif. Di samping itu, congkel dalam arti negatif pun harus di pihak dalam melihatnya. Ada yang melanggar hukum, dan ada yang menjadikan hukum sebagai pemulus jalan untuk mencongkel. Yang melanggar hukum jelas sekali bisa ditelusuri konsepnya, akan tetapi belum tentu mudah dalam pelacakannya. Konsep korupsi, jelas melanggar dan haram. Apa yang terjadi dalam kenyataan? Pelaku korupsi melakukannya dengan berbagai cara. Memberi pelayanan dengan meminta uang seikhlasnya, atau menerima kompensasi dalam bentuk lain, baik uang maupun non-uang. Mohon maaf, termasuk kompensasi pemuas seks.

Banda Aceh, 22 Februari 2015

RAHMATSYAH




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline