Lihat ke Halaman Asli

Rahman Wahid

TERVERIFIKASI

Mahasiswa

Tentang Membaca, Jutaan Orang Bahkan Tidak Menyadarinya

Diperbarui: 22 November 2019   19:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: Pixabay/ThoughtCatalog

Pembahasan mengenai membaca tampaknya sudah menjadi isu klasik yang masih menjadi persoalan kita bersama. Membaca sebagai sebuah kegiatan reseptif terlalu dianggap sepele oleh banyak orang. Tak ayal dengan anggapan demikian, usaha untuk membudayakan kebiasaan membaca serta mensosialisasikannya kepada khalayak menjadi terhambat.

Membaca perlu kita orientasikan ke depan untuk mampu bertansformasi dari yang dianggap sekedar sebuah kegiatan menjadi suatu kebiasaan yang terbudidayakan. Maka segala upaya yang berkenaan dengan penyebarluasan gerakan membaca perlu disokong sepenuhnya.

Sebagai bangsa yang berdaulat tentu kita mendambakan intelektual muda yang cerdas dan berkarakter. Namun, sebelum cita-cita luhur itu bisa diraih, harus ada prasyarat yan dipenuhi olehnya. Di sinilah kebiasaan membaca akan member jalan bagi para generasi muda dalam mengembangakan kemampuan dirinya, baik secara pengetahuan maupun sikap dan keterampilan.

Ya, dampak membaca memang tidak sesederhana kegiatannya yang terkesan hanya seperti membolak-balikan halaman saja. Di baliknya, pada setiap halaman baru yang dibaca, terdapat ilmu guna meningkatkan kualitas diri dari si pembacanya. Pada setiap halaman, setiap kata dan kalimat, ada inovasi, kreasi yang nantinya merasuk akal si pembaca untuk sebuah gerakan progresif.

Jutaan orang, miliaran orang, memang belum begitu memahami esensi dari kegiatan membaca. Oleh karenanya, lagi-lagi upaya pencerdasan, penyadaran terhadap kegiatan membaca adalah langkah kecil sekaligus strategis dalam rangka peningkatan derajat pribadi, dan secara umum bagi bangsa.

Kita perlu mencontoh Negara maju layaknya Singapura dan Jerman sebagai bukti keampuhan dari kegiatan membaca. Mereka mempunyai sumber daya manusia yang unggul, bukan hanya dari pengetahuan, bahkan juga unggul dari sisi karakter. Di akui atau tidak, salah satu indikator pendukung dari keberhasilan mereka adalah kegemaran membaca masyarakatnya.

Dalam mendudukan dan mencari solusi dari permasalahan membaca ini maka diperlukan bantuan dari dimensi pendidikan. Diantaranya adalah dari tiga pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keterpaduan antara ketiga unsur utama pendidikan tersebut dapat memperlancar agenda besar mewujudkan tatanan masyarakat Indonesia yang madani.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline