Lihat ke Halaman Asli

Rahmah DianPutri

Education is important especially for woman

Mencintai Kehilangan: untuk Kamu yang Baru Saja Putus Cinta

Diperbarui: 18 Juni 2021   02:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi putus cinta. (sumber: bingokid via kompas.com)

Strategi mengikhlaskan berdasarkan pengalaman penulis.

Berbicara mengenai cinta, itu adalah anugerah dari yang Mahakuasa. Cinta adalah suatu yang tak berwujud tapi dapat dirasakan. 

Konteks cinta sangat luas. Cinta pada orang tua, kakak atau adik, sahabat, binatang peliharaan, barang kesukaan, atau pada kekasih (begitulah jatuh cinta identik).

Berkenaan dengan jatuh cinta pada lawan jenis, siapa yang tak pernah merasakannya. Indah sekali ketika sama-sama jatuh cinta atau dengan kata lain memiliki perasaan yang sama pada satu sama lain lalu menjalin kasih.

Ketika itu, rasanya seperti terbang ke langit ke tujuh. Lalu seketika jatuh. Bertemu kehilangan dan dipaksa merelakan. Ya, bukan perkara mudah terlebih atas apa yang telah diperjuangkan juga dikorbankan selama merajut asmara.

Biasa disebut putus cinta yang menyebabkan hati cedera. Saat hal itu melanda, orang cenderung menyalahkan keadaan yang tidak bisa diajak berkompromi atau menyalahkan doi. Tak jarang itu terjadi alih-alih interopeksi diri. Bukan, bukan maksudnya menyalahkan diri sendiri juga!

Perlu disadari bahwa kita semua manusia yang selalu ada kurangnya. Sebaik-baiknya manusia, ia tetaplah manusia yang tak pernah sempurna. Begitupula ketika kita sedang menjalani hubungan, tak selamanya benar, bukan tak mungkin melakukan kesalahan.

Banyak hal yang perlu dipelajari dari gagalnya suatu hubungan. Tuhan tidak membiarkan suatu hal terjadi tanpa alasan. 

Ketika membersamai seseorang, kita cenderung fokus padanya dan lupa akan sekitar bahkan diri sendiri. Meninggalkan apa yang seharusnya diutamakan. Perhatian kita terpecah, kasih sayang kita terbagi. 

Tak ingat untuk mencintai diri sendiri. Tentu saja diri iri. Maha baik Tuhan, Ia sengajakan perpisahan sebab prihatin pada diri yang tak terurus lagi. Dengan menyadari itu, hendaknya perpisahan menjadi jalan untuk kembali mencintai diri sendiri. 

Karena selama bersama, sudah terlalu sering disakiti, tak jarang dikhianati, dan kita tetap sabar dengan alasan cinta. Cinta apa yang membuat diri sendiri sengsara. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline