Lihat ke Halaman Asli

Rahmadi AdityaPutra

Founder of Besthostels.co.id

Konsep Regenerative Travel untuk Selamatkan Lingkungan

Diperbarui: 3 Juni 2022   14:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : Traveling ke alam yang masih asri, Photo Credit : Unsplash

Every generation needs regeneration - Charles H. Spurgeon 

Sekarang adalah waktu yang tepat bagi Anda memulai Wisata Berbasis Regeneratif

Mengapa Harus Beralih ke Regeneratif?

Kerusakan dan pemanasan global yang melanda bumi tidak hanya berdampak pada lingkungan itu sendiri, namun termasuk makhluk hidup yang ada di dalamnya khususnya bagi hewan yang telah terancam punah. 

Berdasarkan laporan dari Economic Impact & Global Trends yang dirilis World Travel and Tourism Council (WTTC), terdapat model pariwisata yang menyeimbangkan alam dan manusia yang dikembangkan oleh salah satu hotel di Ninh Van Bay, Vietnam. Di sana, sebagian penghasilan menginap disisihkan untuk mendukung keberlangsungan hidup Monyet Lutung Ekor Hitam yang nyaris punah. Lalu, bagaimana dengan Indonesia yang memiliki beragam spesies endemik?

Munculnya pandemi COVID-19 telah meruntuhkan sektor pariwisata di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Tidak hanya industri pariwisata, perjalanan internasional juga mengalami penurunan dan beralih pada mode perjalanan yang memakan waktu lebih lama seperti mobil, kereta api, sepeda, atau berjalan kaki. 

Jika melihat dari 'kacamata' alam, momen ini merupakan waktu yang tepat bagi Indonesia untuk melahirkan kembali lingkungan yang telah rusak. Dari hasil survei oleh Kumparan, sebanyak 77% wisatawan Indonesia pun turut memilih untuk traveling yang lebih ramah lingkungan. 

Untuk menjawab keinginan wisatawan tersebut, beberapa perusahaan di industri pariwisata di Indonesia telah mengambil kesempatan untuk kembali melakukan travelling yang lebih baik daripada sebelum terjadinya kasus Covid-19 agar lebih ramah lingkungan, lebih bijaksana, dan tidak terlalu ramai melalui konsep perjalanan regeneratif.

Meskipun demikian, perjalanan regeneratif masih harus mencari solusi untuk emisi karbon yang dihasilkan oleh perjalanan udara. Emisi karbon yang semakin tinggi menyebabkan kenaikan suhu bumi dan cuaca yang tidak menentu dan berakibat pada berubahnya kondisi iklim untuk menanam beberapa tanaman pangan di banyak tempat di Indonesia. 

Hal tersebut dapat Anda lakukan melalui dukungan terhadap alam melalui penghasilan yang Anda sisihkan untuk kelahiran alam kembali menjadi lebih baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline