Lihat ke Halaman Asli

Rafa Mufida

Karyawan

Memprediksi Nasib Koran

Diperbarui: 19 November 2018   14:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebelum tahun 2010...ketika kita jalan ke terminal , stasiun, bandara, rumah sakit dan fasilitas umum lainnya..banyak kita jumpai penjaja koran dan majalah menyapa kita denagn sapaan khas,,koran mas...Atau para penggenmar koran kumpul sambil membahas masalah terupdate layaknya pengamat

Seiring dengan perkembangan zaman ..dua hal diatas sudah hilang ditelan gadget teknologi..itulah keniscayaan yang memang begitu adanya. Harian yang relatif besarpun terus berjuang menerbitkan koran harian ditengah pelbagai cobaan..

Kenikmatan membaca koran menurut saya tidak akan tergantikan oleh media apapun..tetapi berapa banyak orang kuno kayak saya..generasi yang besar di tahun 1990an..? 

Koran semakin ditingga karena beberapa sebab..apa yang dicari ketika kita baca koran..

pertama berita,..

kedua iklan..

ketiga artikel ..

keempat sekedar teman minum teh di teras 

Pertama..jelas perkembangan teknologi..dengan hanya berbekal gadget murah dan kuota terbatas pun kita bisa akses ketiga hal yang ada dikoran..dan up to date..kalau koran? telat satu hari..

Kedua..perbedaan cara hidup generasi 1990an dengan generasi sekarang.generasi sekarang praktis tidak pernah bersentuhan dengan koran..karena sejak lahir mereka tidak pernah bersentuhan dengan koran..bahkan seumur hidup mereka belum pernah baca koran..

Tetapi dua hal diatas tidak bisa menggantikan kenikmatan baca koran sambil minum teh..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline