Lihat ke Halaman Asli

Ade Asep Syarifuddin

Search Excellent of Life

Tiga Kebijakan Strategis PLN Pekalongan Hadapi Pandemik Covid-19

Diperbarui: 26 Maret 2020   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu Pengunjung PLN Pekalongan yang melewati tenda disinfektan. Foto pribadi.

Menghadapi pandemik Covid 19, PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Pekalongan melakukan tiga langkah strategis. Tujuannya, agar hasil kinerja tetap optimal dan keamanan karyawan pun tetap terjamin. Demikian dituturkan Manager PLN UP3 Pekalongan Joko Hadi Widayat, didampingi Manager Bagian Keuangan SDM dan Administrasi Endro Priyono dan Penanggungjawab Humas Christina Y Sinurat, Kamis (26/3/2030).

Dijelaskan Joko, tiga kebijakan tersebut adalah, pertama membuat tenda disinfektan bagi karyawan, para pengunjung dan tamu yang datang ke PLN. Prosedurnya, ketika tamu datang masuk ke tenda. 

Di dalam tenda ada kipas angin dengan kapasitas besar mengeluarkan disinfektan yang disemprotkan ke seluruh tubuh. Setelah itu baru cuci tangan.

Harapannya, tambah Joko, seluruh yang masuk ke area PLN UP3 dipastikan telah steril dari bakteri, virus termasuk virus Cofid 19 yang sekarang sedang merebak. “Ini adalah salah satu upaya yang PLN lakukan, semoga ikhtiar ini benar-benar bisa menghindarkan diri dari pandemik tersebut,” tutur Joko.

Kemudian yang kedua, lanjut Joko, adalah meliburkan petugas catat meter. PLN UP3 Pekalongan memiliki 232 orang petugas catat meter pasca bayar, mereka memiliki interaksi yang cukup tinggi dari rumah ke rumah. 

“Kami tidak mau terjadi apa-apa pada orang garda depan kami, sehingga untuk sementara waktu kami liburkan dan dialihkan ke tugas lain yang tidak membutuhkan interaksi dengan banyak orang,” katanya.

Managemen PLN UP3 Pekalongan di depan tenda disinfektan. Foto Pribadi

Kemudian bagaimana solusi pencatatannya? Tanya Joko. PLN memiliki mekanisme yang cukup fair dalam pencatatan pelanggan apabila terjadi hal-hal di luar kebiasaan. Pihaknya memiliki catatan penggunaan daya listrik setiap pelanggan dalam tiga bulan terakhir. 

Rata-rata tersebut yang digunakan untuk penghitungan. Mungkin saja tidak 100% tepat, tapi sangat kecil sekali margin errornya.  Yang jelas, pelanggan tidak akan dirugikan karena dalam pencatatan berikutnya akan kembali seperti semula.

Yang ketiga, lanjut Joko, adalah membuat program Work From Home (WFH) dengan tujuan mendukung physical distancing. Ini adalah tantangan yang harus dijawab. 

Apakah dengan kemajuan teknologi yang canggih, karyawan PLN bisa bekerja dari rumah dan tidak mesti dari kantor. Kalau bisa bekerja dari rumah dan kualitas pekerjaannya sama seperti di kantor, maka ini artinya, dalam kondisi apapun karyawan PLN siap bekerja dari kantor maupun bekerja tidak dari kantor.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline