Lihat ke Halaman Asli

Qomaruddin

TERVERIFIKASI

Copywriter yang tertarik pada isu pendidikan dan pemberdayaan masyarakat | Humas Al Irsyad Purwokerto | Redaktur Suara Al Irsyad

Transisi Energi Tak Boleh Elitis, Bisakah Warga 450 VA Ikut Serta?

Diperbarui: 28 Juni 2025   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendesak perlunya inovasi home charger mobil listrik (Sumber: freepik.com/frimufilms)

Beberapa tahun lalu, saya membeli sepeda listrik pertama untuk istri. Saat itu, tahun 2012, kendaraan listrik masih terasa asing, bahkan terkesan aneh bagi sebagian orang. Tapi bagi kami, itu adalah pilihan yang masuk akal---hemat, praktis, dan cukup untuk keperluan harian. Tahun lalu, saya membeli lagi satu unit untuk mobilitas saya sendiri. Saya ingin menggantikan motor agar lebih hemat dan sekaligus mencoba berkontribusi kecil terhadap lingkungan.

Tinggal di Purwokerto yang tidak terlalu luas membuat pengalaman menggunakan sepeda listrik menjadi sangat nyaman. Dari rumah ke kantor bisa saya tempuh dengan tenang, tanpa bising, tanpa polusi. Bahkan bergerak dari ujung ke ujung kota terasa ringan. Di kantor, saya mulai memperhatikan tamu-tamu yang datang dengan motor dan mobil listrik. Kami saling menyapa, kadang berbagi cerita dan pengalaman soal pengisian daya, cara merawat baterai, atau sekadar saling mengangguk sebagai sesama pengguna EV. Ada keasyikan tersendiri dalam komunitas yang pelan-pelan tumbuh ini.

Namun, di tengah geliat ini, saya juga menyadari satu hal yang cukup mengganggu: tidak semua orang bisa menikmati manfaat EV dengan mudah. Salah satu kendala paling dasar adalah daya listrik rumah tangga.

Realitas Daya Listrik Masyarakat

Sebagian besar rumah tangga di Indonesia, terutama di daerah padat penduduk atau kawasan urban informal, hanya memiliki daya listrik 450--900 VA. Ini jauh dari cukup untuk mengisi daya mobil listrik yang umumnya membutuhkan minimal 2.200 VA. Bahkan untuk motor listrik, pengisian yang simultan dengan pemakaian listrik rumah tangga bisa membuat MCB rumah turun.

Jika kita sungguh ingin kendaraan listrik menjadi solusi inklusif dan adil bagi semua lapisan masyarakat, bukankah sudah saatnya kita bertanya: bagaimana agar teknologi ini bisa hadir di tengah-tengah mereka yang dayanya saja masih terbatas? Maka inovasi home charger untuk daya rendah adalah keharusan, bukan pilihan.

Solusi Teknologis yang Diperlukan

Beberapa inovasi yang mendesak untuk dikembangkan dan diperluas antara lain:

  • Smart slow-charging: Charger cerdas yang menyesuaikan arus masuk berdasarkan sisa kapasitas daya rumah, dan bisa bekerja saat malam hari ketika konsumsi listrik menurun.

  • Mode pengisian terjadwal: Fitur yang memungkinkan pengguna menjadwalkan pengisian saat beban rumah tangga rendah (misalnya setelah pukul 22.00).

  • Charger komunitas atau kolektif: Satu unit charger berdaya besar di lingkungan padat yang bisa digunakan bersama-sama secara bergiliran.

  • Sistem tukar baterai (swap battery): Untuk motor listrik, sistem ini sudah mulai tersedia dan bisa menjadi solusi tanpa perlu pengisian di rumah.

Mengapa Ini Penting?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline