Lihat ke Halaman Asli

Leukosit Mau Ngapain Tuh?

Diperbarui: 25 November 2017   19:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Karakteristik leukosit:

  • jumlah normal leukosit dalam darah manusia sekitar Rp5.000 sampai Rp10.000 per meter kubik darah. Infeksi atau kerusakan jaringan dapat menyebabkan peningkatan jumlah total leukosit
  • leukosit lebih banyak beraktivitas di dalam jaringan bukan di dalam pembuluh darah. Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap benda asing virus dan bakteri
  • setelah diproduksi di sumsum tulang merah maupun sumsum tulang kuning leukosit bertahan di dalam sirkulasi darah hanya sehari sebelum masuk ke jaringan. leukosit di dalam jaringan mampu bertahan selama beberapa hari hingga beberapa bulan bergantung pada jenis leukosit nya

Sifat- sifat leukosit:

  • diapedesis yaitu kemampuan pada sel darah putih (leukosit) untuk keluar menembus pori-pori membran kapiler menuju ke jaringan
  • Bergerak ameboid yaitu kemampuan sel darah putih atau leukosit untuk bergerak seperti amoeba sehingga panjang sel menjadi 3 kali panjang sel awal dalam waktu 1 Menit saja.
  • kemotaksis yaitu kemampuan sel darah putih atau leukosit untuk melakukan pelepasan zat kimia oleh jaringan yang rusak yang menyebabkan leukosit bergerak mendekati atau menjauhi sumber zat. leukosit yang bergerak mendekati disebut kemotaksis positif.sedangkan leukosit yang bergerak menjauhi disebut kemotaksis negatif
  • fagositosis yaitu kemampuan sel darah putih atau leukosit untuk menelan mikroorganisme, benda-benda asing dan sel-sel darah merah yang sudah tua atau rusak

Berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam sitoplasma leukosit dibedakan menjadi dua jenis yaitu granulosit dan agranulosit

Granulosit dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan warnanya setelah diberikan pewarna wright yaitu neutrofil eosinofil dan basofil

  • Eosinofil berjumlah 1% sampai 3% dari jumlah sel darah putih eosinofil berdiameter 12 hingga 15 memiliki granula yang kasar dan besar berwarna jingga kemerahan dan memiliki nukleus dengan dua lobus eosinofil berfungsi sebagai fagosit yang lemah dan berperan dalam pembuangan racun penyebab radang pada jaringan yang cedera
  • Basofil berjumlah kurang dari 1% dari jumlah sel darah putih. Basofil berdiameter 12-15, bergranula tidak beraturan, berwarna keunguan hingga hitam, dan memiliki nukleus berbentuk seperti huruf S. Basofil mengandung histamin yang berfungsi untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera dan antikoagulan heparin untuk membantu mencegah penggumpalan darah intravaskuler. Histamin adalah senyawa yang dikeluarkan oleh sel mast dan basofil sebagai reaksi terhadap antigen, senyawa kimia, dan kerusakan jaringan

Agranulosit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu limfosit dan monosit.

  • Limfosit berjumlah 30% dari jumlah sel darah putih. Sebagian besar limfosir ditemukan di jaringan limfa dan berumur hingga beberapa tahun. Limfosit memiliki nukleus bulat berwarna biru gelap yang dikelilingi lapisan tipis sitoplasma dengan ukuran yang bervariasi (5-15 um). Limfosit berasal dari sel-sel batang di sumsum merah tulang, kemudian melanjurkan diferensiasi dan proliferasi di dalam organ lain. 
  • Limfosit berfungsi dalam rcaksi imunologis (kekebalan tubuh. Terdapat dua jenis limfosit, yaitu limfosit B dan limfosit T. Limfosit B memproduksi antibodi untuk merespons antigen tertentu. Limfosit T tidak memproduksi antibodi. Limfosit T mengenali dan melakukan interaksi dengan antigen melalui protein reseptor di permukaan sel. Limfosit T memproduksi zat aktif limfokin untuk membantu limfosit B dalam merespons antigen membunuh sel-sel asing, dan mengatur respons
  • Monosit berjumlah 3 8% dari jumlah sel darah putih. Imunitas berdiameter Monosit merupakan sel darah terbesar seperti 12-18 pm, dan memiliki nukleus besar berbentuk telur atau yang dikelilingi oleh sitoplasma berwarna biru ginjal berfungsi sebagai fagosit keabuan pucat. Monosit berfungsi sebagai fagosit yang sangat aktif dan bermigrasi melalui pembuluh darah menjadi histiosit atau makrofag yang berumur panjang di dalam jaringan.

Mungkin kita semua sudah familiar tentang sel darah putih yang menjadi bagian dari diri kita, tubuh kita. Seperti yang sudah dijelaskan di atas mengenai sel darah putih. Setelah membaca tulisan di atas, masih ingatkan kalian tentang bagaimana sifat sifat dari sel darah putih atau leukosit? Mungkin pada poin ke dua sampai ke empat kalian sudah sangat familiar. Namun, bagi beberapa orang termasuk saya sendiri, sifat leukosit pada poin pertama merupakan hal baru bagi saya.

Diapedesis yaitu kemampuan pada sel darah putih (leukosit) untuk keluar menembus pori-pori membran kapiler menuju ke jaringan. Apakah kalian sudah cukup jelas dengan pernyataan diatas? Kalian pasti penasaran, begitu juga dengan saya.

Pembuluh darah dilapisi dengan endothelium, lapisan sel yang cenderung melindungi migrasi sel darah di luar sel. Namun, luka atau trauma bisa menyebabkan sel darah putih bermigrasi melintasi endothelium. Proses ini disebut diapedesis.

Akibat kondisi ini, sel darah putih menjadi bagian dari cairan interstisial, yang mengelilingi pembuluh darah dan sel jaringan tubuh. Sel putih dapat menunjukkan diapedesis untuk melawan infeksi pada jaringan yang mengelilingi pembuluh darah. Pembuluh darah itu sendiri menyediakan jalur built-in untuk diapedesis terjadi bila diperlukan.

Ketika sel darah putih melambat, mereka bisa tergelincir melalui ruang kecil di endotelium, yang disebut ruang interendothelial, yang melebar sebagai respons terhadap kehadiran bahan kimia yang diproduksi tubuh dalam jumlah yang lebih besar selama infeksi atau cedera traumatis. Melambatnya sel darah juga disebabkan oleh pelepasan zat kimia, yang membuat sel darah putih merespon untuk mengatasi infeksi.

Bagian dari pembengkakan karena cedera atau infeksi disebabkan oleh diapedesis. Sel-sel putih sangat aktif, karena sekaligus menghancurkan bakteri, mereka juga bekerja untuk membentuk penghalang di sekitar infeksi yang dapat membantu mencegah bagian tubuh lainnya agar tidak terinfeksi. Pada infeksi lokal kecil, efek ini bisa sangat bermanfaat. Pada infeksi yang lebih besar, infeksi yang bermigrasi dapat mengalahkan sel-sel putih yang bermigrasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline