Jakarta_ Dana umat atau tabungan haji nasabah Bank Muamalat diduga disalahgunakan. Jumlahnya disebut mencapai Rp700 miliar.
"Uang dikucurkan ke perusahaan PT MettaDC Teknologi Indonesia (MettaDC)," ujar...., Kamis, 11 September 2025.
Dana ratusan miliar rupiah itu, dikucurkan melalui kredit yang diduga bermasalah untuk pembiayaan proyek data center. Aksi ini diduga melibatkan Santoso Halim dan Sukoco Halim, bos PT Inet Global Indo (Inet).
"Jika terbukti, kasus ini bukan hanya berimplikasi pada kerugian finansial, tetapi juga berpotensi meruntuhkan kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan dana syariah.
Kasus ini dinilai dapat menjadi ancaman serius terhadap citra perbankan nasional, utamanya perbankan syariah. Karenanya ia menuntut pemerintah segera melakukan langkah bersih-bersih secara menyeluruh.
"Apabila tidak segera ditindaklanjuti, ini bisa merusak ekosistem perbankan syariah serta meruntuhkan kepercayaan masyarakat," kata dia.
Demmy Rizkiadhy, pihak Bank Muamalat yang dikonfirmasi wartawan terkait persoalan ini tak merespons. Pesan singkat yang dikirimkan wartawan belum dibalas.
Sebelumnya, penegak hukum juga diminta segera menangkap dan menjebloskan ke penjara, bos PT Inet Global Indo (Inet), Santoso Halim. Ini setelah kasus rekayasa pengajuan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) terhadap perusahaan jasa internet PT Inet, telah inkrah di Mahkamah Agung (MA), melalui putusan No. 934 K/Pid/2024 tanggal 25 Juni 2025.
"Eksekusi terhadap Santoso Halim harus dilakukan, karena kasusnya sudah inkrah," ujar Aryanto, salah seorang korban, kepada wartawan, Jumat, 5 September 2025.
Kepala Seksi Tindak Pidana Umum Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan (Kejari Jaksel) sendiri, telah bersurat kepada Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan. Surat dikirimkan sebagai permohonan agar Santoso Halim dimasukkan ke dalam daftar pencarian orang (DPO). Selain itu, agar dimintakan bantuan untuk pemantauan oleh Adhyaksa Monitoring Center (AMC).