Lihat ke Halaman Asli

Petani dan Nelayan Dinegrikan?

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segalanya berjalan tidak menentu, dimana banyak pembisnis melamar jadi pejabat,apalagi para pelawak,artis dan pemuka agama terjungkal dalam berpolitik. Gonjang-ganjing sudah pada tahap tidak wajar,ada lulusan S2 minta dihukum mati,di dunia olah raga pemain bola profesional Tidak dapat pulang ke negaranya akibat tidak dibayar oleh timnya,masih banyak lagi kejadian lainnya  yang semestinya tidak perlu terjadi.  Kejadian di dunia pewayangan pernah juga terjadi hingga para punokawan Semar,Gareng,Petruk,Bagong,mulai membangkang, dan akhirnya dalam cerita "Petruk dadi Ratu" melabrak hingga ke Kahyangan mengobrak-abrik tatanan yang selama ini di pakai para penguasa untuk berselingkuh dan melakukan manipulasi. Dimulailah Petruk dengan membukak aib para penguasa,yang perlu dicermati Petruk sebagai pemimpin rakyat menjungkirbalikkan tatanan yang memang pada saat itu kacau dan tidak memihak pada kepentingan rakyat. Ini menyiratkan kita semua pentingnya menjadi pribadi yang sadar akan kesejahteraan bersama. Dalam alam demokrasi ini Petruk harus sepakat aturan mainnya, masa transisi bisa jalankan untuk mengevaluasi keadaan sebelumnya,asal jangan sebagai tawar menawar kesepakatan yang merugikan akan prioritas untuk rakyat,kalau kunci kemakmuran ada pada Petani dan Nelayan, mungkinkah petani dan nelayan di PNSkan.?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline