Lihat ke Halaman Asli

Pujakusuma

Mari Berbagi

Tilang Elektronik, Nasib Pengusaha Rental, dan Renggangnya Hubungan Sosial Masyarakat

Diperbarui: 23 Januari 2021   03:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Kamera pengawas atau closed circuit television (CCTV) terpasang di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (23/1/2020). (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA via kompas.com)

"Bapak saya tilang," kata polisi itu.

"Kenapa, salah saya apa. Bapak jangan seenaknya ya?" timpal si bapak dengan congkak.

"Bapak tadi melanggar lalulintas. Kenapa lampu merah bapak terjang saja," terang si polisi.

"Maaf, soalnya saya tadi tidak lihat ada polisi di sana," jawabnya.

"Mau saya tilang, atau saya bantu supaya lolos?" kata polisi itu lirih.

Pengendara itu paham, dan langsung mengeluarkan dompetnya.

***

"Stop, berhenti. Selamat pagi. Bisa saya lihat surat-suratnya," kata polisi pada seorang wanita dengan mobil mewahnya.

"Ada apa ya pak? Maaf saya sedang buru-buru," jawab wanita itu.

"Maaf ibu, ibu tadi melanggar aturan lalulintas. Tadi ibu melanggar rambu lalulintas dilarang putar balik. Bisa tunjukkan surat-suratnya," terang si polisi dengan sabar.

"Bapak jangan seenaknya ya, bapak tidak tahu siapa saya?saya istrinya pejabat," katanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline