Lihat ke Halaman Asli

Tanda-Tanda Ngidam Jadi Presiden

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seperti orang hamil , namanya ngidam  itu katanya ingin sesuatu yang susah di tahan , mitosnya kalau keinginan saat ngidam tidak segera di turuti maka anaknya ngiler . orang hamil ngidam sudah biasa , mau sesuai dengan medis atau tidak toh nyatanya sampai sekarang istilah ngidam masih berlaku .

Selain ngidam semasa hamil yang bentuknya beraneka ragam , misalnya ngidam sate,ngidam laptop ngidam mangga malah ada juga orang ngidam bau sepatu . Itulah jenis jenis ngidam orang hamil yang jelas pelakunya para wanita . Sekarang jaman modern , yang ngidam tidak orang hamil atau perempuan saja . lelaki juga ngidam .

Contohnya ngidam jadi presiden . kebelet jadi presiden . apa saja tanda-tandanya .

1. Suka marah-marah , ini bawaanya orang ngidam kalau kemauanya tidak segara di turuti . karena ini ngidam jadi presiden maka orang tadi sering marah-marah kalau keinginan jadi presidenya tidak segera di realisasikan .

2. Tidak punya malu , orang hamil kalau lagi ngidam itu kadang sampai tidak punya malu , nyolong mangga tetangga misalnya , kalau ngidam presiden , mungkin tidak peduli koalisi dengan orang yang pernah menyengsarakan rakyat .

3. Tidak kenal waktu , orang hamil kalau lagi ngidam itu sewaktu-waktu , kadang malam hari , siang hari dll . Orang ngidam presiden juga ga kenal waktu , ga bisa santai , harusnya bicara tentang sistem yang akan di jalankan untuk di sampaikan kepada masyarakat , malah muter-muter cari dukungan koalisi .

Itulah di antaranya tanda orang ngidam jadi presiden < lebih lengkap lagi , kebelet jadi presiden . Mungkin ada yang mau nambah .

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline