Lihat ke Halaman Asli

Putri Sabila

Mahasiswa/Fakultas Ekonomi dan Bisnis/Ekonomi Pembangunan/UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kehidupan Si Anak Pertama

Diperbarui: 7 September 2023   18:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Nama saya adalah Putri Sabila. Saya biasa dipanggil Sabil, Sabila, atau Bila. Mungkin orang yang baru kenal saya akan memanggil saya Putri. Tetapi saya selalu membantah ketika mereka memanggilnya dengan panggilan tersebut. Entah mengapa aku tidak suka dipanggil Putri, rasanya panggilan tersebut tidak cocok dengan kepribadianku. Namaku dahulu diciptakan oleh kakekku, dia merasa dia yang harus memberi nama untuk cucu pertamanya.

Saya lahir di Pekalongan, 6 Februari 2005. Saya adalah cucu pertama dari keluarga ibu saya sekaligus anak pertama dari dua bersaudara. Saya memiliki satu adik laki-laki, Namanya Haikal. Karena saya anak pertama, saya sering kali membantu pekerjaan rumah. Karena kedua orang tua saya bekerja jadi saya juga seringkali membantu untuk mengurus rumah sekaligus menjaga adik.

Saya juga pernah bekerja  sebagai paruh waktu disela saya menunggu  pengumuman seleksi kuliah. Saya merasa sebagai anak pertama sudah seharusnya untuk belajar berdiri di kaki sendiri. Dari uang tersebut sudah saya gunakan untuk gaya hidup saya, seperti membeli ponsel dan laptop yang sampai saat ini saya gunakan untuk kebutuhan kuliah.

Ditahun 2023 ini saya berumur 18 tahun. Saat ini saya adalah mahasiswa baru UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada program studi Ekonomi Pembangunan. Saya sebelumnya berasal dari sekolah kejuruan Akuntansi. Mengapa tidak dilanjut jurusan Akuntansi, jawabannya adalah saya tidak lolos seleksi. Tetapi saya bersyukur diterima pada Jurusan Ekonomi Pembangunan, karena jurusan tersebut tidak jauh dengan dasar saya sebagai orang yang hobi berhitung.

Di atas semua adalah sepercik tentang karakter dan kehidupan saya sebagai anak pertama. Walaupun kadang terasa berat, tetapi saya senang menjalaninya. Dengan dukungan orang tua yang penuh, itu sangat membantu saya. Walaupun kedua orang tua saya jarang di rumah, bukan berarti saya tumbuh dalam kondisi kekurangan kasih sayang pada kedua orang tua.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline