Lihat ke Halaman Asli

Pringadi Abdi Surya

TERVERIFIKASI

Pejalan kreatif

Terima Kasih, Kompasiana dan Kompasianers

Diperbarui: 25 November 2019   11:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Jauh-jauh hari sebenarnya saya sudah merencanakan datang ke Kompasianival. Berulang-ulang saya cek hotel di sekitaran lokasi acara. Saya berniat mengajak keluarga karena beberapa Minggu belakangan saya meninggalkan mereka di rumah, baik untuk tugas kantor seperti di Lampung dan Kemenkeu Mengajar di Malang. Saya sudah berjanji mau ajak Hanna, anak sulung, berenang.

Namun, sampai hari H, saya tak mendapatkan hotel yang sesuai budget dan fasilitas yang saya inginkan. Hotel yang agak memenuhi ekspektasi jaraknya hampir 5 km dari lokasi. Terlebih ketika melihat jadwal, ternyata sampai pukul 21.30. Saya pikir, kapan family time-nya?

Saya pun mencari alternatif. Mungkin saja pagi saya bisa ajak anak-anak berenang. Setelah itu saya berangkat sendirian. Namun, efek letih setelah berenang dan selama hari kerja ditambah cedera kaki di tumit membuatku tepar tak berdaya.

Tentu saja hal-hal di atas hanyalah semata alasan. Saya pun hanya bisa mengelus dada. Menyesal tidak bertemu dengan teman-teman. 

***

Belakangan saya sedang menggandrungi novel-novel Wuxia. Mulai dari Martial God Asura, Overgeard, Novel Extra, Emperor Domination saya lahap, sampai-sampai saya jarang membuka aplikasi chat dan media sosial. Namun, menjelang anak-anak tertidur, hape saya tiba-tiba didatangi banyak notifikasi. Whatsapp, Twitter. Selamat, Pring...

Aku mendadak blank. Apa ini artinya aku benar-benar mendapatkan penghargaan di Kompasianival? Aku sendiri tahun ini tidak begitu berharap karena aku jarang sekali berinteraksi dengan teman-teman Kompasiana. Metode voting membuat hatiku ciut duluan. Hanya teman-teman di Kompasianer Palembang yang selalu menebarkan energi positif, meski aku sering jadi silent reader di grup, kecuali bila ada debat-debat menarik, yang asiknya anti-baper meski acapkali berbeda pendapat.

Benarlah, Kompal ini seru. Berkesan sekali buatku, yang pada dasarnya sedikit soliter. Seperti saat aku ke Palembang, kami berkumpul, ngopi dan berbincang soal puisi. Om Ndut pun membawakan oleh-oleh pempek yang rasanya enak banget (kalau ke Palembang, beli pempeknya di Om Ndut saja ya).  

Perjalanan Bersama Kompasiana

Pada dasarnya, aku termasuk pemilik akun Kompasiana lama. Juni 2010. Bayangkan, sudah 9 tahun. Pada mulanya, aku hanya sering menulis di kanal bola dan fiksi. Lalu vakum sedemikian lama mendekati 2014 karena waktu itu aku merasa Kompasiana "jelas arah politiknya". Boleh jadi ini hanya perasaanku semata...

Aku pun hanya sesekali menulis di Kompasiana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline