Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

La Nyalla Mattalitti, dari Kudeta PSSI Menuju Ketua DPD RI

Diperbarui: 3 Oktober 2019   10:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

La Nyalla Matalitti | Sumber foto: DPD RI via tribunnews.com

La Nyalla Mahmud Matalitti akhirnya terpilih sebagai ketua Dewan Perwakilan Daerah periode 2019-2024. Dalam sidang paripurna, La Nyalla Matalitti meraih 47 suara, unggul 7 suara dari kandidat kuat lainnya Nono Sampono.

Bagi kalangan suporter sepak bola, La Nyalla Matalitti bukan sosok yang asing lagi. Ketua Kadin Jawa Timur ini pernah menggegerkan jagad sepak bola Indonesia dengan manuvernya membentuk PSSI dan timnas sepak bola tandingan.

Kontroversi La Nyalla tak hanya di ranah sepak bola saja. Di ranah politik, kiprah La Nyalla juga kerap membuat orang geleng-geleng kepala. Mulai dari pengakuannya tentang fitnah pada Jokowi hingga janji potong leher. Berikut sekilas perjalanan karir La Nyalla Matalitti yang penuh kontroversi.

Tokoh utama di balik kudeta PSSI

Nama La Nyalla mulai dikenal secara nasional usai dia terpilih menjadi salah satu anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI pada 2011 di bawah pimpinan Djohar Arifin Husein. 

Namun tak lama setelah itu, La Nyalla bersama 4 anggota Komite Eksekutif PSSI lainnya dipecat karena dianggap melanggar kode etik organisasi. Pangkal pemecatan La Nyalla adalah kisruh soal penggantian format kompetisi, perpindahan hak siar, serta penggantian operator liga.

Tiga masalah inilah yang dijadikan dasar bagi La Nyalla dan pihak lain yang tidak puas dengan kepemimpinan Djohar Arifin untuk menggulingkannya dari kursi ketua umum PSSI.

La Nyalla kemudian memberikan perlawanan dengan membentuk Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia.

Bersama anggota anggota Exco lain dan Direktur PT. Liga Indonesia Joko Driyono, La Nyalla membujuk klub-klub sepak bola Indonesia untuk meneruskan kompetisi Indonesia Super League (ISL) yang diganti oleh PSSI menjadi Indonesia Premier League (IPL).

Berbekal "kepercayaan" yang diklaim berasal dari 2/3 anggota PSSI, KPSI menyelenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB) di Ancol dan memilih La Nyalla Matalitti sebagai ketua umumnya. 

Untuk memperkuat legalitasnya, KPSI juga membentuk timnas tandingan yang diberi nama The Real Garuda (TRG) yang dilatih Alfred Riedl. Beberapa bintang timnas yang klubnya ikut berkompetisi di ISL masuk dalam skuat timnas tandingan ini.

Setelah konflik berkepanjangan, KPSI akhirnya melebur dengan PSSI. Melalui KLB di Surabaya pada 18 April 2015, La Nyalla akhirnya terpilih menjadi ketua umum PSSI secara resmi.

Jadi Ketua Umum PSSI yang dibekukan pemerintah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline