Lihat ke Halaman Asli

Priesda Dhita Melinda

Ibu dari 2 orang anak perempuan dan juga seorang guru yang ingin terus belajar

Kerja Rasa Liburan

Diperbarui: 20 Februari 2018   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim outbound, sumber: dokumentasi pribadi

Libur tapi masih kerja ? Aah..pasti menyebalkan dan menjengkelkan ya. Aku pernah beberapa kali begini, sebenarnya nggak mau tapi bagaimana ya, namanya juga sudah tanggung jawab, jadi mau nggak mau ya harus diterima.

Tapi lain untuk kerjaan kali ini. Aku kerja tapi rasa liburan. Lho kok bisa sih? Ya karena kerjanya di tempat wisata sambil nge-outbound alias jadi instruktur outbound karyawan salah satu universitas di Lampung. Tempatnya di pulau Pahawang. Dari dulu pengen banget nih liburan ke sini, ehh...akhirnya kesampaian juga. Hehe. . Walau sebenarnya agak berat sih ninggalin Nadine kerja saat liburan, tapi nggak apa-apa ya nak, izinkan mamamu ini liburan sebentar anggap ajalah ini me time nya mama (maksa banget lah ya alasannya). Kalau kerja begini sih senang-senang aja ya, apalagi satu tim sama ayah Nadine. Yup..aku dan ayah Nadine dulu ketemunya juga lewat tim outbound ini (kapan-kapan diceritain ya, hehe).

Persiapan kegiatan ini hampir seminggu, aku yang berkomunikasi dengan panitia mengenai detail acaranya. Pada hari yang ditentukan kami berangkat pukul 11.30 karena kami harus tiba di pulau Pahawang pukul 13.30. 

Perjalanan lancar dan pukul 13.00 kami sampai di dermaga. Aku menghubungi pihak Pahawang dan menanyakan perahu yang sudah aku pesan tadi. Sayangnya perahu tidak ada yang standby dan kami harus menunggu setengah jam. Ini karena aku booking-nya nggak dari pagi. Haduuhh..pelajaran banget nih, kalau mau ke sini lagi harus booking perahu jauh-jauh hari atau minimal pagi-pagi sekali. 

Baiklah kami menunggu. Hatiku deg-degan karena takut terlambat. Ini soalnya masalah kepercayaan, kalau terlambat datang besok-besok pasti nggak akan percaya lagi. Aku menghubungi panitia untuk memberitahu keberadaan dan kondisi kami. Syukurlah mereka mau mengerti. Aku berusaha untuk tenang dan tidak memperlihatkan kegelisahannya pada teman-temanku. Akhirnya setelah sekian lama perahu kami datang dan kami langsung naik. Perjalanan yang menyenangkan sebenarnya, karena alam menyuguhkan pemandangan yang indah dipandang mata. Tapi hatiku tak dapat menikmatinya karena aku masih diliputi rasa takut, nggak enak karena ini sudah terlambat banget.

Perjalanan ke pulau Pahawang, pose sok manis padahal hati deg-degan karena takut. | Sumber: dokumentasi pribadi

Perjalanan satu jam itu terasa lama sekali. Ingin rasanya aku dorong perahu itu supaya tetap sampai (tapi kan nggak mungkin, iya kali masak mau berenang dorongnya). Kami tiba di pulau Pahawang dan bersiap untuk outbound. Teman-temanku menyiapkan alat yang akan dimainkan. Sedangkan aku segera mencari panitia untuk meminta maaf dan pasang badan kalau-kalau mereka marah. Ahhh..di luar dugaan, mereka nggak marah sama sekali, mereka memaklumi keterlambatan kami. Mereka justru meminta waktu outbound dimundurkan, karena mereka mau shalat ashar dulu. Leganya hati ini.

Pukul 16.00 peserta berkumpul di lapangan, team leader outbound kami membuka acara dan melakukan ice breaking. Ice breaking digunakan untuk mencairkan suasana agar tidak kaku dan antara peserta dengan instruktur tidak canggung lagi. Setelah ice breaking, peserta dibagi menjadi delapan kelompok. 

Pada outbound kali ini kami menyediakan empat jenis permainan yaitu roda gila, Archimedes, labirin dan bolo-bolo. Setiap permainan memiliki tantangan tersendiri. Selain itu juga yang pasti permainan ini memiliki tujuan-tujuan tertentu yang nanti akan dibahas pada akhir acara. Semua peserta bermain dengan gembira, terlihat mereka meninggalkan sejenak beban yang ada (termasuk aku sih melupakan beban hutang yang menumpuk, hehe).

Permainan roda gila | sumber: dokumentasi pribadi

Di akhir permainan, peserta kembali diminta untuk berkumpul di tempat awal. Kembali team leader memegang kendali, merefleksikan apa yang sudah dilakukan, karena orang yang berhasil adalah orang yang mampu memaknai kejadian atau peristiwa yang terjadi. Peserta diminta untuk memaknai permainan yang mereka lakukan tadi bersama kelompoknya. 

Roda gila bertujuan supaya setiap orang mengerti dan melaksanakan peran yang sudah diberikan di dalam pekerjaan, sehingga dapat melakukan tugas dengan baik. Permainan Archimedes dimaknai setiap orang harus berani untuk mengorbankan sesuatu dan berani berkorban untuk keberhasilan temannya. Karena di dalam permainan Archimedes ini peserta diminta untuk mengeluarkan bola plastik yang ada di di dalam paralon berlubang dengan menggunakan air. Tentunya setiap orang harus berusaha menutup lubang itu dan pastinya pakaiannya menjadi basah. Itulah pengorbanan yang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan tim. 

Permainan labirin bertujuan supaya setiap orang mau mengikuti instruksi atasan atau orang lain dengan baik. Saat menjadi atasan atau pemegang kendali juga harus dapat memberikan instruksi yang dapat dimengerti oleh timnya. Dalam permainan ini, peserta diminta untuk mengeluarkan bola dari sebuah labirin. Namun, papan labirinnya dibalik, hanya ada satu orang yang dapat melihat jalur labirin tersebut dan ia harus memberikan instruksi supaya bola itu dapat keluar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline