Lihat ke Halaman Asli

prasena jaya sampurna

mahasiswa IAIN samarinda

Solusi Agama dan Pemerintah dalam Menangani Virus Corona

Diperbarui: 3 April 2020   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Agama disini memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan,apalagi sekarang ini dunia tengah menghadapi wabah virus corona SARS-CoV-2 yang telah menjangkiti lebih dari 172 negara.

 Virus corona pertama kali ditemukan di Wuhan, di provinsi Hubei China pada akhir tahun lalu ini. Covid-19 telah ditetapkan sebagai pandemi global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kata corona sendiri adalah bahasa latin untuk mahkota. Adanya semacam duri berbentuk seperti mahkota di permukaan virus itu adalah alasan kenapa ia diberi nama tersebut, menjelaskan bahwa Covid-19 merupakan keluarga besar virus dengan gejala yang menyerupai pilek atau flu, gangguan pernafasan. Dalam beberapa kasus, gejala virus corona bisa langsung berubah layaknya penyakit serius, seperti radang paru-paru. Ada Beberapa masalah yang terkait dengan covid-19 ini, seperti agama dan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam menangani wabah covid-19.

Virus corona ini sangat mengancam bangsa, perekonomian, dan nyawa manusia. Tentu ini bukan masalah sederhana walaupun banyak orang yang menyederhanakannya. Kekuatan Covid-19 bisa jadi bukan dari daya bunuhnya, tetapi dari daya tularnya yang sangat cepat .

 Penanganan dan antisipasi tentu harus mengikuti prosedur penanganan dan antisipasi sesuai dengan kaidah hukum alam (sunnatullah). Hukum alam berjalan tanpa pandang bulu agama dan keyakinan.

Jika ada pertanyaan soal Covid-19 maka perlu ditanyakan kepada ahli medis, pakar farmasi ataupun formulator herbal. Jangan bertanya kepada agamawan ataupun ahli di luar bidang kedokteran dan farmasi, sebagaimana firman Allah: surah An-Nahl ayat 43.

Artinya: "bertanyalah kepada ahli ilmu, ketika kamu tidak tahu". Ahl al-dzikr diartikan sebagai orang yang hidupnya senantiasa berkomitmen dalam bidang keilmuan tertentu. Mereka kemudian disebut pakar Dalam menghadapi pandemic Covid-19, ahl al-dzikr itu adalah pakar kedokteran dan biologi.

Mereka adalah orang yang kompeten di bidangnya. Dengan demikian maka di tengah terjangan badai Corona, nasehat dan doktrin-doktrin medis harus diterima tanpa syarat.

Jadi para agamawan boleh membuat fatwa moral untuk menguatkan jiwa umat, seperti uzlah dan khalwat dapat dimaknai menjauhkan diri dari tempat-tempat keramaian, bagaiamana caranya? Caranya dengan mengasingkan diri dari hiruk pikuk kehidupan duniawi, dan melakukan dzikir dan tafakkur agar memiliki kesadaraan yang dalam akan kehadiran tuhan.

Khalwat artinya menyendiri atau menyepi untuk sementara waktu, yakni memisahkan dari keramaian untuk pendekataan diri kepada allah. Perilaku inilah yang saat ini dibutuhkan oleh masyarakat dunia. Tidak ada langkah yang lebih baik dan lebih tepat dalam berjihad melawan terjangan pandemic Covid-19 kecuali uzla dan khalwat.

Sedangkan upaya pemerintah dalam menghadapi virus ini pemerintah mengeluarkan kebijakan kebijakan bagi masyarakat untuk bekerja dirumah hal tersebut dilakuan pemerintah untuk meminimalisir penyebaran Covid-19.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline