Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Oksigen di Rumah Jarang Dipakai Sejak Bulan Puasa, Dok

Diperbarui: 9 Juni 2017   00:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

"Oh, baguslah kalau begitu, tidak repot juga mengisinya ya? Kalau sebelum bulan puasa, berapa kali mengisi oksigen?"Tanya saya pada pasien ibu-ibu 40 tahunan yang menderita asma berat, sudah rutin dua tahunan ini memakai obat asma sampai 2 jenis yang inhaler, salah satu untuk anti radang dan yang lainnya untuk melebarkan saluran napas ditambah obat makan 4 jenis.

"Kalau tidak bulan puasa, seminggu sekali oksigen di tabung habis, dok dan harus diisi dulu. Karena hampir setiap malam atau subuh serangan asma saya tambah berat."Keluh si pasien.

Kenapa bulan puasa serangan asmanya tambah jarang? Saya pun menggali lebih jauh.

"Ibu ikut puasa, ya. Bagaimana suami, anak atau teman-teman di pekerjaan, ada perubahan?"Tanya saya.

"Yang pasti, dok, suami saya sampai magrib tidak merokok, teman di kantor juga tidak berani merokok di sekitar kantor dan anak-anak yang biasanya tukang melawan kalau disuruh belajar dan berhenti main 'game', saat ini lebih penurut. Atasan di kantor juga tidak suka marah-marah, dok..."Si ibu itu pun tersenyum.

Walaupun sudah berbukapun, suaminya merokok di luar rumah dan jumlahnya tidak banyak, mungkin juga karena memang beban pikiran suami di pekerjaan juga sepertinya berkurang.

Seperti penyakit asam lambung, jantung, asma juga dapat dipengaruhi faktor emosional, selain oleh faktor lingkungan (asap pembakaran hutan, polusi, rokok, debu, bulu binatang, tungau, serbuk sari bunga).

Maka di bulan puasa, serangan penyakit ini biasanya berkurang kalau lingkungan si pasien juga turut mendukung suasana. Bila hanya si ibu sendiri yang berpuasa dan orang-orang sekitarnya masih merokok dan masih membuat 'stress'.

"Semestinya suami ibu dan teman sekantor tetap seperti sekarang kalau sudah tidak bulan puasa lagi, supaya oksigen di rumah tidak sering-sering dipakai..."Anjuran saya.

"Maunya seperti itu, dok. Tetapi ya, setidaknya sebulan dalam setahun bisa 'longgar' seperti ini sudah bersyukur..."Jawab si ibu dan dia pun permisi keluar tempat praktek.

Seandainya menyembuhkan dan mengendalikan penyakit hanya tergantung si pasien, penyakit asma tidaklah sesulit ini. Namun karena faktor lingkungan dan emosional sangat berpengaruh, maka si ibu ini pasti setiap bulan puasa sangat berbahagia, karena faktor pemberatnya berkurang sendiri tanpa diminta.

dari fb kompal




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline