Lihat ke Halaman Asli

Pandji Kiansantang

"Bahagia Membahagiakan Sesama"

Seandainya Hari Ini adalah Hari Jumat Terakhirku...

Diperbarui: 25 September 2020   05:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Seandainya ini hari Jumat Terakhirku...

Maka aku akan bangun tidur dengan penuh rasa syukur. Kutunaikan Shalat Subuh dengan khusyu dengan menikmati keheningan... Aku akan keluar rumah, menunggu terbitnya fajar, menikmati keindahan pemandangan matahari terbit dan suara burung berkicau sambil menghirup  nafas dalam-dalam merasakan nikmatnya udara segar... 

Kita bernafas, maka kita hidup. Jadi kunikmati setiap tarikan nafas dengan penuh syukur atas karunia kehidupan yang Allah SWT berikan... . 

Alhamdulillah wa syukurillah... Ya Allah, begitu banyak karunia rezeki yang kau berikan padaku : kehidupan, Iman, Islam, usia, kesehatan, keluarga, ilmu, harta benda dan hal-hal lain yang tak mampu kusebut satu persatu. Mohon jadikanlah diriku termasuk "hambaMu yang pandai bersyukur", jangan Kau biarkan aku menjadi orang yang "kufur nikmat"... 

Pagi harinya akan kujalani dengan memperbanyak shalawat dan membaca Al Quran dengan terjemahannya. Kutelusuri kalam Ilahi yang merupakan sumber ilmu dan kebenaran. Semoga hidayah Illahi tetap membimbingku di hari terakhir hidupku ini... 

Kutuliskan wasiat untuk keluargaku. Pesan terakhir disertai permohonan maaf atas segala kesalahanku pada mereka. Setiap kata yang kutuliskan adalah hasil perenungan yang dalam... sebagai pesan terakhir untuk mereka yang kukasihi... 

Kuperbanyak amal shaleh pada hari Jumat barokah. Tersenyum dan mengucapkan salam pada orang-orang yang kujumpai, baik kukenal atau tidak... karena senyun dan mengucapkan salam adalah Shadaqah... 

Memesan nasi box dan membagikan pada orang-orang di jalanan : pengemis , pemulung, gelandangan dan orang-orang yang membutuhkannya. Shadaqah makanan di hari Jumat adalah teladan Mamaku. Kupesan makanan spesial dan kukirim melalui delivery pada keluarga... semoga bisa menceriakan hari mereka... 

Satu jam sebelum adzan Zhuhur, kubersiap memakai pakaian terbaik untuk menuju ke masjid. Kulangkahkan kakiku ke masjid sambil berzikir dan bershalawat... 

Memasuki "rumah Allah" dengan rasa hormat dan merendahkan diri serendah-rendahnya bagaikan seorang budak berjalan masuk ke Istana rajanya. Allahu Akbar. Allah Maha besar, sesungguhnya aku bukan apa-apa... hanya sebutir debu yang tidak penting... 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline