Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seandainya Hari Ini adalah Hari Jumat Terakhirku...

25 September 2020   05:12 Diperbarui: 25 September 2020   05:26 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kutempati shaf terdepan, menunggu adzan Shalat Jumat dengan memperbanyak shalat sunnah, berzikir, membaca Al Quran dan berdoa. Tidak ada yang memalingkan perhatianku, hanya fokus bermunajat pada Sang Pencipta, pemilik kehidupan. Sesungguhnya ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah semata... 

Telah kusiapkan dari rumah, uang yang pantas untuk shadaqah di masjid. Kulipat uang itu dengan penuh rasa syukur atas rezeki Tuhan yang begitu banyak padaku. Ketika di masjid, kulipat uang itu dan secara perlahan kumasukan ke dalam kotak amal sambil berdoa supaya amalku ini diterima Allah SWT, sang Maha Pemberi rezeki... 

Tak terasa menetes air mata haru, mengingat diriku ketika kecil selalu dibawa almarhum Papa ke masjid untuk ikut Shalat Jumat. Dengan lembut Papa membiarkanku tiduran di pangkuannya sambil mendengarkan Khutbah Jumat. Kenangan indah masa kecil atas teladan Papa yang tak terlupakan... agar anaknya mencintai masjid... 

Ketika adzan menggema, kubalas setiap kalimat dengan penuh penghayatan. Kusadar itu adalah panggilan untuk kemenangan... panggilan Illahi pada hambaNya untuk bersyukur dan memohon... 

Ketika Khutbah Jumat dimulai, kusiapkan diriku menyimak sebaik-baiknya. Fokus mendengarkan dan mencerna isi khutbah, seakan itu adalah kesempatan terakhirku untuk menuntut ilmu agama... 

Ketika iqamah dibacakan, kusiapkan jiwa ragaku sepenuhnya untuk menghadap sang Pencipta. Kusimak bacaan surah oleh Imam dengan kuikuti dalan hati. Bacaan Al Qur'an itu akan menjadi suara terindah yang pernah kudengar seumur hidupku... 

Kubaca bacaan shalat dengan khusyu. Akan kunikmati setiap gerakan shalat dengan perlahan dan penuh penjiwaan. Ini adalah baktiku terakhir pada Tuhanku, yang harus kutunaikan dengan sempurna tanpa cela... 

Ketika ruku', kubungkukkan badanku  dengan rasa hormat kepada Tuhanku yang maha Tinggi dari aku hambaNya yang sangat rendah derajatnya... 

Ketika sujud, dengan penuh rasa penyesalan... terisak...aku memohon ampun, bertaubat atas dosa kesalahanku sepanjang hidupku. Kuberharap ini menjadi taubat nasuha... 

Sampai akhirnya mengucapkan salam pada tahiyatul akhir. Kupalingkan wajahku  dan kuucapkan "Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh" dengan perlahan sambil mendoakan dengan tulus agar saudara-saudara di samping kanan dan kiriku dikaruniai keselamatan, kasih sayang dan keberkahan dari Allah SWT. Tak ada lagi yang dapat kuberikan pada sesama selain doa tulus dan ikhlas tanpa mereka tahu bahwa aku mendoakannya... 

Tak terasa shalat Jumat telah selesai. Ibadah telah kutunaikan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun