Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Puisi: Hujan di Langit Mei

Diperbarui: 7 Mei 2021   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar Puisi: Hujan di Langit Mei dari freepik.com

Aku tidak pernah dendam pada hujan
yang sudah menjadi saksi pertemuan kita
di bawah payung biru langit
lalu menjadi saksi pertengkaran penghabisan kita.

Tariannya meluruhkan air mata
menyapunya bersama genangan air
di atas jalanan.

Aku tidak pernah dendam pada hujan
yang mengguyur jalan-jalan kenangan
menghapus semua cerita cinta kita di sana.

Kali ini hujan menari lagi di langit Mei
aku ingin ikut menari bersamanya
tapi aku sudah lupa bagaimana caranya sejenak bergembira
sampai terdengar suaramu
"Hujan ini membuatku mengingatmu," di ujung telepon.

Hujan ini,
aku sekali lagi membelanya,
"Bukan karena hujan. Tapi karena kita masih saling mencintai,
hanya terlalu egois untuk mengatakannya."

Dan sampailah kita di sini
di persimpangan jalan kenangan.

Hujan jatuh malu-malu
dan aku mengulurkan payung biru langit untuk memayungi kepalamu. 

--- 


kota daeng, 7 Mei 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline