Lihat ke Halaman Asli

Orang Jawa Itu...

Diperbarui: 11 Oktober 2020   12:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

etnis.id

Apa yang terbesit di pikiran kalian bila mendengar Jawa atau Suku Jawa? orang Jawa itu yang seperti apa sih? 

Banyak yang berkata bahwa orang suku Jawa itu lemah lembut, pemalu, sopan, sederhana, dan masih banyak lagi. Tidak hanya itu, suku Jawa juga terkenal akan budaya nya yang sangat beragam antara Jawa Tengah-DIY, Jawa Banyumasan, dan Jawa Timur yang memiliki ciri khas masing-masing.

Berdasarkan pendapat mengenai orang-orang mengenai suku Jawa, kemudian dari beberapa sumber yang saya baca, serta pengalaman saya sebagai orang suku Jawa, dapat ditarik sebuah kesimpulan. 

Menurut saya, mayoritas masyarakat Suku Jawa merupakan masyarakat konteks tinggi dan berorientasi terhadap masa lalu

Menurut Hall, dalam Samovar (2015 : 220-221), budaya konteks tinggi pertukaran makna yang terjadi dalam suatu interaksi tidak dikomunikasikan melalui kata-kata. 

Masyarakat yang berbudaya konteks tinggi menyampaikan makna melalui status (seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, latar belakang keluarga, gelar, dan keanggotaan).

Masyarakat Suku Jawa lebih sering menyampaikan makna tidak langsung menggunakan kata-kata. Terdapat makna-makna yang sama dan tertanam dalam setiap orang, jadi tidak perlu disampaikan melalui kata-kata.  

Contohnya ketika kita berjalan melewati orang yang lebih tua kita kemudian membungkukkan badan sebagai tanda menghormati.  Seperti terdapat aturan tidak tertulis disitu. 

Dalam kebudayaan Jawa juga terdapat tingkatan berbahasa, semakin tinggi tingkatannya, semakin sopan bahasa yang digunakan dan diperuntukkan untuk orang yang tingkatannya lebih tinggi pula, seperti lebih tua atau gelar yang lebih tinggi misalnya. 

Kedua, masyarakat Suku Jawa termasuk dalam masyarakat yang berorientasi pada masa lalu. Orientasi terhadap masa lalu mengutamakan sejarah, agama, dan tradisi budaya kemudian belajar dari sejarah sebagai panduan dalam pengambilan keputusan untuk masa depan. (Samovar, 2017 : 218). 

Suku Jawa sangat menghargai dan melestarikan tradisi leluhur bahkan sampai sekarang. Contohnya seperti upacara Tedak Siten, yaitu upacara yang dilakukan ketika bayi berumur 8 bulan dan bertujuan sebagai ungkapan terima kasih atas kesehatan anak yang mulai bisa berjalan (menapakkan kaki di tanah). Kemudian ada Grebeg atau Kenduren, yaitu upacara untuk mengungkapkan rasa syukur atas berkah dan karunia yang telah diberikan oleh Tuhan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline