Lihat ke Halaman Asli

Aam Permana S

ihtiar tetap eksis

Seperti Angin, Tolak Angin Menyebar Hingga ke Pelosok Desa

Diperbarui: 14 Agustus 2018   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tolak angin menyebar hingga ke pelosok/dokpri

Suatu hari, ketika sedang berada di kampung yang cukup jauh dari kota, penulis tiba-tiba pusing dan meriang.  Bumi serasa berputar. Tubuh menggigil. Perjalanan panjang menggunakan motor dalam cuaca yang ekstrim, barangkali menjadi penyebabnya.

Penulis saat itu berada di kawasan Pameungpeuk, Garut Selatan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Diserang gejala masuk angin seperti ini, bukanlah masalah kalau sedang ada di rumah atau tempat kerja. Di rumah, istri selalu menyediakan  herbal Tolak Angin di kotak obat. Di sekitar tempat kerja juga banyak warung atau minimarket yang menyediakan Tolak Angin. Dengan demikian, penulis bisa dengan segera mengatasi gejala masuk angin, dengan herbal tersebut.

Tapi ini di pelosok desa atau kampung? Mungkinkah herbal "Tolak Angin" produksi Sido Muncul ada di  kampung yang jauh dari kota?

Sambil merasakan beratnya kepala  dengan tubuh menggigil, penulis mencari warung terdekat. Tujuannya satu: mencari herbal Tolak Angin, herbal satu-satunya yang  selama ini dipercaya bisa meredakan gejala masuk angin.

Sambil berjalan, penulis sempat menyalahkan diri sendiri yang lupa membawa tolak angin. Padahal, ketika akan bepergian jauh, penulis  biasanya selalu membawa bekal Tolak Angin di tas. Sialnya, untuk kali ini, istri pun sepertinya lupa mengingatkan membawa herbal tersebut.

Tak lama berjalan, penulis menemukan sebuah warung  kecil di pinggir jalan. Warung tersebut sepertinya warung makanan ringan, selain makanan tradisional seperti bala-bala, pisang dan combro (sebangsa gorengan terbuat dari ketela pohon dan di tengahnya ada sambal oncom).  

Tapi penulis tak mau tahu. Tanpa membuang waktu, langsung menanyakan Tolak Angin kepada pemilik warung, seorang Ibu yang umurnya diperkirakan enam puluhan.

"Bu, ada Tolak Angin?" demikian tanya penulis.

"Masuk angin, Den?" Ibu itu balik bertanya.

"Ya, Bu. Ada?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline