Lihat ke Halaman Asli

Pena Kusuma

Mahasiswa Fakultas Hukum

Rahasia Iran Merawat F-14 di Tengah Embargo

Diperbarui: 27 Agustus 2025   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

F-14 Tomcat (Sumber: Grumman Aircraft Engineering Corporation)

Artikel ini saya tulis berdasarkan referensi yang diverifikasi dari berbagai sumber, seperti tulisan Christian Baghai di Medium (2024), laporan Military Watch Magazine (2020), artikel Bulgarian Military (2024), ulasan di Vintage Aviation News (2024), serta publikasi Strategic Trade Review (2017), yang semuanya memberikan gambaran kritis dan mendalam tentang bagaimana Iran berhasil mempertahankan F-14 Tomcat meski menghadapi embargo senjata Amerika Serikat sejak 1979.

Pada 1979, setelah Revolusi Islam dan krisis sandera di Kedutaan AS di Teheran, Amerika Serikat memutus hubungan diplomatik dengan Iran dan memberlakukan embargo senjata total, yang membuat Iran tiba-tiba kehilangan akses suku cadang, dukungan teknis, serta pelatihan untuk armada 79 pesawat F-14A Tomcat dan ratusan rudal AIM-54 Phoenix yang baru saja diterima; meski suplai terhenti, kontrak perawatan dibekukan, dan jaringan logistik resmi diputus, Iran tidak membiarkan pesawatnya berhenti beroperasi, melainkan menyusun strategi bertahan lewat empat pilar utama yang kelak menjadi kunci keberlangsungan armada tersebut.

Sejak awal 1980-an, Iran melakukan rekayasa balik besar-besaran pada F-14 Tomcat dengan lebih dari 300 modifikasi, seperti mengganti radar asli dengan buatan dalam negeri, memperbarui sistem avionik dan peperangan elektronik, serta mengintegrasikan rudal Fakour-90 yang meniru AIM-54 Phoenix; selain itu, mereka melalui HESA dan IAIO mampu memproduksi sendiri suku cadang penting seperti mesin TF30, landing gear, sensor, hingga komponen hidrolik, bahkan membuat replika presisi dari valve dan seal yang dulunya hanya dibuat oleh perusahaan Amerika, sehingga armada F-14 tetap bisa beroperasi meski terputus dari pasokan resmi.

IIAF F-14 Tomcat (Sumber: Imperial Iranian Air Force)

Untuk menjaga F-14 tetap beroperasi, Iran membangun jaringan pasar gelap internasional yang melibatkan broker di Eropa Timur dan Asia, perusahaan fiktif di Hong Kong dan UEA, hingga individu di AS yang menjual komponen ilegal; mereka membeli suku cadang bekas dari negara ketiga, menyamarkannya sebagai barang komersial, bahkan memakai kurir diplomatik untuk mengirim bagian sensitif, dengan kasus terkenal seperti operasi “Persian Cat” tahun 2007 di California dan jalur penyelundupan lewat Turki serta Armenia, yang menunjukkan betapa terorganisirnya upaya Iran melawan embargo.

Selain mengandalkan produksi dalam negeri dan pasar gelap, Iran juga mendapat bantuan dari negara lain: China diduga memberi dukungan pada teknologi radar dan material pesawat, Korea Utara membantu dalam bidang rudal dan navigasi, sementara Rusia berperan lewat transfer teknologi Su-35 sebagai pengganti F-14; kerja sama ini diperkuat dengan pelatihan teknisi Iran di luar negeri serta pertukaran data aerodinamika melalui uji terowongan angin dan simulasi komputer, yang membuat kemampuan Iran dalam merawat dan mengembangkan pesawat tempur semakin maju.

Amerika Serikat berusaha mencegah Iran mendapatkan suku cadang F-14 dengan membuat aturan ketat seperti NDAA 2008 yang melarang ekspor ulang komponen dan ITAR yang menggolongkan F-14 sebagai peralatan militer strategis, lalu menegakkannya dengan menghancurkan lebih dari 100 F-14 cadangan di Arizona serta melakukan puluhan operasi penyamaran oleh FBI dan DHS sejak 1980-an, namun upaya ini tetap tidak sepenuhnya menghentikan Iran menjaga armadanya tetap terbang.

IIAF F-14 Tomcat (Sumber: Imperial Iranian Air Force) 

Saat ini diperkirakan masih ada 24–40 unit F-14 Iran yang aktif, meski banyak di antaranya sudah melewati batas umur terbang dan harus diperpanjang dengan perbaikan struktur seperti overhaul mesin dan pengelasan ulang rangka; pesawat ini juga dipersenjatai rudal Fakour-90, hasil pengembangan dari AIM-54, yang memiliki jangkauan 150–200 km, memakai sistem pemandu radar modern, dan dapat digunakan langsung tanpa perubahan besar pada peluncurnya, sehingga tetap memberi F-14 kemampuan tempur jarak jauh meski usianya sudah tua.

Iran mulai mengganti F-14 dengan pesawat tempur Su-35 Flanker-E, dua unit pertama sudah tiba pada 2023 dan sisanya dijadwalkan datang hingga 2025, tetapi F-14 tetap dipakai untuk patroli udara, melatih pilot dan teknisi, serta sebagai simbol kekuatan yang memberi efek psikologis terhadap Israel dan Amerika Serikat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline