Lihat ke Halaman Asli

Sutrisno Penadebu

Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Kutipan Pagi

Diperbarui: 22 Maret 2023   06:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Penadebu

"Kapan ada waktu, tengoklah orang-orang yang pernah berjuang untukmu, agar tidak pernah lupa arti sebuah perjuangan."

"Kemerdekaan adalah terlepas dari kungkungan penjajah, hari ini engkau apakah kolonialis-kah hingga selalu menekan dan membuat tidak nyaman."

"Jangan pernah menghina guru-gurumu, sekalipun langit engkau ludahi karena kekesalanmu akan mengena dirimu sendiri. Saatnya merdeka dari sebuah kebencian yang tidak ada pada tempatnya."

"Jika sebuah keburukan adalah harkat dan milikmu yang engkau sebarkan, sedang orang-orang tidak mau menerima keburukanmu, alhasil, siapakah sebenarnya pemilik keburukan itu?"

"Sedekah kata kasar, umpatan, hujatan adalah milik orang-orang yang meluapkan kemarahannya. Namun banyak orang yang tidak mau menerima sedekah itu. Jadi milik siapakah kata-kata kasar sebenarnya?"

"Semua mengibarkan bendera sebagai ujud cinta tanah air, sedang saya mengibarkan bendera putih berdamai sama mantan."

"Jeruk lemon itu asam rasanya, namun akan berdamai dan dicintai setelah tahu manfaatnya. Seperti cinta yang tersisa kayak ada asam-asamnya."

"Tiang bendera saja, berdiri tegak tanpa mau bergerak, Sikap patriotisme  _masak sih_  kalah dengan tiang bendera."

"Jalanan saja menghias diri, untuk memperingati HUT RI, bagaimana dengan anda yang mempunyai akal budi."

Babulu, 22 Maret 2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline